Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Kala "Semesta" Mendukung Gregoria Mariska

19 Oktober 2018   12:34 Diperbarui: 19 Oktober 2018   20:31 1850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gregoria Mariska Tunjung, lolos ke perempat final Denmark Open 2018/Foto: Twitter BadmintonIna

Yang terjadi, sepert kata Paulo Coelho, semesta rupanya mendukung keinginan Jorji--panggilan Gregoria itu. Sebuah kejutan terjadi. Marin dikalahkan Blichfeldt lewat pertarungan tiga game ketat. Maka, Mia Blichfeldt-lah yang menjadi lawan Gregoria di babak 16 besar, bukan Carolina Marin.

Dan, tadi malam, Gregoria membuktikan ucapannya bahwa dirinya memang punya peluang menang bila melawan Mia. Dia menang rubber game dengan skor 16-21, 21-16, 21-11. Kekalahan Carolina Marin ternyata membuka jalan bagi Greogria untuk mengamankan tiket perempat final turnamen BWF World Tour level super 750 ini.

Namun, bukan sekadar "bantuan semesta" berupa kekalahan Marin itu yang membuat Jorji bisa menembus perempat final. Tetapi juga kemauan kerasnya untuk mengubah "takdir" nya yang selama ini acapkali jadi penggembira turnamen level elit seperti Denmark Open 2018.

Ya, kemenangan atas Mia diraih Jorji lewat perjuangan hebat. Sepanjang pertandingan, dia harus melawan rasa sakit pada pinggangnya. Itu yang membuatnya kalah 16-21 di game pertama.

Di game kedua, Jorji bahkan menghadapi "dua lawan" sekaligus. Selain harus menang untuk memaksakan rubber game, dia juga harus menahan rasa sakit pada pinggangnya. Dia bahkan sempat meminta pertolongan dokter pertandingan untuk menyemprotkan penahan rasa sakit pada pinggangnya.

"Di game pertama, saya seperti tidak bisa melawan diri sendiri. Sakitnya sudah mulai terasa dari game pertama. Tapi saya masih penasaran untuk bisa mengalahkan dia, tadi antara pasrah dan penasaran, akhirnya saya bisa mengatasi pikiran saya di lapangan," ujar Gregoria saat diwawancara Badmintonindonesia.org.

Dalam kondisi seperti itu, Gregoria mengaku tidak lagi berpikir menang atau kalah. Yang terpenting baginya, bagaimana caranya tidak boleh menyerah.

Dia juga ingin mengukur kemampuan. Karena tekad kuatnya itulah, 'semesta' lagi-lagi mendukungnya. Sang lawan yang kelewat pede karena merasa di atas angin, justru bermain kurang sabar. Situasi itu itu bisa dimaksimalkan Gregoria.

"Ternyata di game ketiga ada jalan. Lawan seperti sudah emosi, saya ajak main sabar, dia malah terburu-buru," jelasnya.

Di babak perempat final yang akan dimainkan di Odense, Denmark, Jumat (19/10/2018) petang waktu setempat, Gregoria akan kembali bertemu dengan pemain tuan rumah, yakni Line Kjaersfeldt.

Line Kjaersfeldt yang berusia 24 tahun, jelas lebih sarat pengalaman dibanding Mia Blichfeldt (21 tahun). Secara prestasi, Line juga lebih hebat ketimbang Mia. Tahun ini, Line juga berhasil meraih medali perunggu di Kejuaraan Eropa. Pendek kata, dia lawan lebih berat. Toh, Jorji lebih memilih fokus pada dirinya sendiri. "Semoga kondisi saya bisa lebih baik besok, sekarang saya mau fokus recovery dulu," sebutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun