Yang penting aku sudah mengisyaratkan
Perziarahan belum tuntas
Kaki belum kaku
Tangan belum beku
Meski sekilas lirih
Aku tidak perlu lama menyimpan peta
Menyingkirkan kalender dan buku agenda
Aku masih menginjak tanah
Masih harus melanjutkan perziarahan
Fajar masih menerbitkan embun
Senja tidak tergesa-gesa menjenguk
Kamu tidak bisa berhenti dari pejelajahan angkasa
Menjala cahaya-cahaya bintang-bintang
Setiap detik adalah detak memendar mata
Coba kamu turun sejenak
Duduk khusyuk berhitung lagi
Berapa pesawat menerbangkan kepala saja
Badan tangan kaki tetap di tempat
Sebab aku telah duduk khusyuk
Menekuri setiap sayapnya memangkas awan-awan
Setiap rodanya lepas landas dan melindas
Semua menggaris tetapi gagal menggapai
Aku juga telah duduk di depan piring senduk garpu
Segelas air putih menumpahkan pertanyaan
Tentang penerbangan tidak mengenal jeda
Tentang kepala tidak memiliki leher
Tentang wajah serata permukaan tanah
Mulutku seketika membulat bola mata
Kaki-kaki seakan tengah garang memburuku
Suara-suara menggema dalam tong kosong
Oh, tidak, aku bukanlah si punguk rindu memeluk bulan
Aku bukanlah jelmaan rusa Sinterklas
Aku hanya peziarah yang masih menjejak tanah
Rebah mengendus uap tanah tanpa panggung berbusa  Â
Kamu sudah membuktikan semua tentang itu
Kini aku tengah menyiapkan kaki tangan
Perziarahan belumlah tuntas
Sebelum flamboyan mekar merah
Berguguran di hadapanmu
*******
Kupang, 14 Juli 2019