Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku Paham Meski Diam, Tuan

8 September 2017   14:19 Diperbarui: 8 September 2017   14:48 676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku paham bening berkaca-kaca
Pecahnya menggores hati

Aku paham merah berkilau-kilau
Tetesnya menggoreng sanubari

Mengapa Tuan terus lantang
Mengulang-ulang
Mengulik-ulik hening

Mengapa Tuan suntuk
Menggugah matahari siang hari
Mengunggah bulan ke langit malam
Agar gugur segala gulita

Aku bukan batu
Tuan bukan topan

Beling berserak
Merah berarak
Mengepung aku dan Tuan

Aku tidak perlu mengunjukkan telinga pada Tuan
Bahwa aku tidak tuli

Aku tidak perlu menjulurkan lidah pada Tuan
Bahwa aku tidak bisu

Aku paham dera derita tiada reda
Liuk luka tiada lerai
Hidup tak hindar segala lara

*******
Panggung Renung Balikpapan, 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun