Mohon tunggu...
Genoveva Tersiandini
Genoveva Tersiandini Mohon Tunggu... Lainnya - penggemar wisata dan kuliner

Pensiunan pengajar di sebuah sekolah internasional.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Cat Cat Village: Tempat Suku Black Hmong Bermukim

28 Maret 2024   14:31 Diperbarui: 28 Maret 2024   14:35 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banyak orang mengambil foto dengan latar ini (foto: dokpri)

Sebelum kami pulang, kami mengembalikan baju yang kami sewa lalu mampir di salah satu warung yang ada di situ karena hari sudah siang dan perut sudah keroncongan. Rasa makanan biasa saja tidak istimewa, tetapi karena kami lapar dan butuh tenaga untuk kembali ke atas, ya kami makan saja. Selesai makan kami kembali ke atas. 

Ketika sampai di pertigaan pertama banyak tukang 'ojek' yang menawarkan jasa mereka. Awalnya kami menolak dan berjalan menghindar dari mereka untuk melihat perkampungan lain. Tapi kemudian teman saya mengatakan kalau tangga yang harus kami tapaki lumayan banyak dan kami pasti akan kelelahan. 

Satu teman awalnya menolak naik 'ojek' karena takut dengan cara mengemudi mereka, namun akhirnya dia setuju untuk naik 'ojek' setelah dia tahu ada helm dan pengemudinya cukup kelihatan bonafide. Kami minta diturunkan di Stone Church Sa Pa. Ternyata perjalanannya lumayan jauh dan harga yang kami sepakati adalah 80,000 Viet Dong. Ketika kami tiba kami pun sepakat untuk memberi lebih karena memang lumayan jauh dan menanjak.

Jalan menuju desa (foto: dokpri)
Jalan menuju desa (foto: dokpri)

Jalan desa yang lengang (foto: dokpri)
Jalan desa yang lengang (foto: dokpri)

Kabut yang belum juga mau menyingkir (foto: dokpri)
Kabut yang belum juga mau menyingkir (foto: dokpri)

Kami masih memiliki waktu beberapa jam. Kami pun sepakat untuk duduk-duduk di Sa Pa square ... tentu saja beberapa penjual barang kerajinan mendekati. Teman-teman saya termakan rayuan mereka dan membeli beberapa barang yang ditawarkan. Karena kami masih punya cukup waktu sebelum kembali ke hotel jam 4:40, akhirnya kami putuskan untuk menikmati kue dan kopi di the Little Gecko yang ada di seberang square. 

Saya seperti biasa memesan hot chocolate dan mousse chocolate (ini karena kue yang saya inginkan sudah dipesan teman saya jadi saya memesan yang lain. Kami sepakat pilihan makanan harus berbeda agar masing-masing  bisa saling mencoba), teman saya memesan egg coffee dan passion fruit mousse cake  (? nama tepatnya saya lupa) dan teman saya yang satunya memesan coconut coffee dan apple strudle. Terus terang menurut saya yang paling enak passion fruit mousse cake karena rasanya segar dan tidak magtig. Hot chocolate yang mereka sajikan juga enak dan sesuai dengan selera saya. 

Kami ngobrol sambil mengamati keadaan sekitar. Kala itu ada panas matahari walaupun tidak lama ... dan kami sempat berujar "coba kemarin di Fansipan seperti ini" ... tapi memang itu bagian dari perjalanan ... tidak semua seperti yang kita harapkan. Walaupun berkabut banyak pengalaman yang kami dapatkan dari sana. Mungkin pemandangan yang seperti di iklan-iklan tidak kita dapatkan, tetapi sensasi dan pengalaman lain yang kami dapatkan.

Sa Pa Square (foto: dokpri)
Sa Pa Square (foto: dokpri)

Sa Pa ketika kabut agak menepi (foto: dokpri)
Sa Pa ketika kabut agak menepi (foto: dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun