Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Kebiasaan Kecil Menjaga Mulut Tetap Segar Saat Berpuasa

28 Maret 2024   22:52 Diperbarui: 28 Maret 2024   23:04 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi by suara.com

Di bulan puasa seperti ini seringkali kita mengkonsumsi segala hidangan sebagai aksi balas dendam karena telah seharian tanpa makan dan minum. Makanan pedas, berlemak, santan, sampai minuman dengan kadar gula tinggi tak luput dari absen.

Memang tak sepenuhnya salah, tapi bukan jadi pembenaran juga apabila dilakukan terus menerus dan berlebihan. Setidaknya kita harus bisa mengontrol dan membatasi apa saja yang bisa masuk ke mulut, serta beberapa cara lain agar mulut tetap segar berpuasa.

Maka dari itu di tulisan singkat ini saya mencoba memberikan sedikit tips tentang kebiasaan kecil yang bisa dilakukan untuk kesehatan mulut, terlebih saat sedang berpuasa seperti ini. Kira-kira apa saja ya? Yuk, cek di sini.

SIKAT GIGI DUA KALI SEHARI

Ini hal mutlak yang tak bisa dilewatkan dan tentunya sudah jadi kebiasaan kita sejak lama. Namun tak disangkal bahwa saking sederhananya sikat gigi malah dianggap remeh oleh sebagian orang. Ya malas, ya ketiduran, ya lupa, dan sebagainya.

Sikat gigi di bulan puasa bisa dilakukan di waktu subuh setelah sahur serta ketika malam sebelum tidur. Perhatikan juga bahwa kasih jeda ketika benar-benar selesai makan dan waktu menyikat giginya. Jangan dalam waktu yang terlalu berdekatan.

Dengan rutin sikat gigi tentu kotoran di mulut akan bersih serta memberikan efek segar di dalamnya.

MOUTHWASH SEPERLUNYA SAJA

Masih berhubungan dengan sikat gigi, ada sesuatu bernama mouthwash yang pasti beberapa Kompasianer pun memakainya. Iklan di televisi pun punya visual yang bagus untuk meyakinkan bahwa produk mereka bisa membersihkan sisa-sisa makanan yang tak terjangkau sikat gigi.

Suatu ketika saya mengobrol dengan dokter gigi langganan saya tentang pembersih mulut ini. Ia menjelaskan bahwa sebenarnya moutwash bukanlah sebuah kewajiban, namun boleh dilakukan. Dokter mengatakan juga bahwa jika terlalu sering berkumur dengan moutwash, bakteri alami di dalam mulut akan benar-benar hilang. Padahal kenyataannya kita masih membutuhkan itu untuk kesehatan.

Menggunakannya pun sebenarnya bukan sesuatu yang salah, tapi sebaiknya dikontrol dan tak perlu sampai setiap hari. Sejak itu saya pun hanya menggunakannya jika mulut benar-benar tak enak atau saat mengkonsumsi makanan yang memang membuat bau mulut.

HINDARI MAKANAN BERBAU DAN MINUMAN BERGULA TINGGI

Tentu tahu dong makanan seperti jengkol, petai, dan kawan-kawannya? Rasanya memang enak dan nikmat, tapi punya efek untuk mulut yang mana akan jadi bau. Lebih parahnya, efek bau di mulut akan berbekas hingga berhari-hari.

Tak mau kan hal itu terjadi? Maka ketika berbuka atau sahur sebisa mungkin hindari makanan berjenis ini. Karena nantinya akan menimbulkan rasa tak nyaman pada mulut, juga bagi orang lain yang akan mendapatkan efeknya.

Selain makanan, minuman manis bergula tinggi pun sebaiknya dikurangi, kalau bisa cari/pesan minuman yang rendah gula. Bukan untuk jangka pendek saja, tapi ini untuk jangka panjang.

Selain untuk menjaga kestabilan gula dalam darah, hal ini untuk meminimalisir terjadinya plak di dalam gigi. Rasa manis memang menghipnotis, tapi lama-lama akan merusak gigi. Coba lihat pada anak-anak yang terlalu sering mengkonsumsi yang manis-manis, lihat hasilnya? Gigi mereka jadi berantakan.

MENGUNYAH PERMEN KARET

Cara terakhir adalah dengan mengunyah permen karet. Seperti yang kita tahu bahwa permen karet punya khasiat yang baik untuk kesehatan gigi dan mulut. Kotoran dalam gigi bisa terangkat, serta memberikan efek segar setelahnya.

Permen karet bisa dikonsumsi seperlunya, terutama saat makan hidangan yang punya rasa kuat di dalamnya, seperti gulai, santai, hingga makanan pedas. Untuk hasil yang baik, carilah permen karet yang punya kandungan gulanya rendah.

...

Nah bagaimana, mudah bukan? Hal-hal sederhana ini bisa langsung Kompasianer praktikan di rumah lho tanpa perlu menguras isi dompet.

Kuncinya hanya satu, yaitu konsisten.

Kalau dari Kompasianer lain bagaimana nih? Apa ada saran lain? Yuk share juga!

Akhir kata, semoga bermanfaat. Sampai jumpa di tulisan selanjutnya!

-M. Gilang Riyadi, 2024-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun