Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Mengapung Santuy di Laut Mati, Yordania

13 Maret 2020   09:34 Diperbarui: 17 Juni 2021   15:07 4954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengapung sambil membaca buku di Laut Mati, Yordania. (Foto: Ghifari Ramadhan Fadli)

Selalu saja terayun dan terhuyung, apalagi pijakan kaki juga bukan pasir atau karang yang landai. Melainkan bebatuan terjal dan cukup tajam-tajam bergerigi seperti karang. Meski begitu, lama-kelamaan saya mulai terbiasa. 

Mulailah berusaha untuk berenang dengan cara memunggung. Tapi bukan juga melakukan renang gaya kupu-kupu. Tidak. Cukup sekadar rebahan telentang dan akhirnya wowwwww langsung tubuh saya mengapung, mengambang, tanpa perlu khawatir tenggelam. Luar biasa!

Sesudah bisa mengapung, saya kembali ke pantai. Mencoba mencari-cari koran. Kenapa koran? Ya, di wikipedia saat kita membuka link-nya, ada foto seseorang yang sedang mengambang di Laut Mati, dan kedua tangannya sambil memegang koran. 

Mengapung sambil membaca koran. Keren. Tapi sayangnya, tak ada koran. Untung saja, di kursi plastik yang tersedia, saya menemukan buku menu restoran. 

Bahan kertasnya saya pegang cukup tebal dan tahan air. Nah, buku itu aja yang menjadi properti seolah-olah saya sedang asyik membaca sambil mengapung. Berhasil yeayyyyyy.

Mengapung sambil membaca buku di Laut Mati, Yordania. (Foto: Thirza UTM)
Mengapung sambil membaca buku di Laut Mati, Yordania. (Foto: Thirza UTM)

Mengambang di Laut Mati Yordania. (Foto: Leo Kencono)
Mengambang di Laut Mati Yordania. (Foto: Leo Kencono)

Saat mengapung, tidak usah bersusah payah untuk maju atau mundur. Cukup gerakkan saja kedua tangan seolah sebagai dayung, maka tubuh akan bergerak sesuai arah yang dituju. Apalagi ditambah dorongan angin yang kencang plus ombak yang bergulung dan bergelombang. 

Tapi awas ya, ombak dan angin bisa mendorong kita semakin ke posisi tengah laut. Itu sangat terlarang. Sehingga saat rekan saya Pak Jajang yang santuy mengapung dan seperti terbawa ombak, maka sontak saja, hampir semua rekan berteriak mengingatkan Pak Jajang supaya jangan sampai ke tengah laut. 

Pun begitu, Pak Jajang justru semakin enjoy.

Tak usahlah berenang dengan banyak gaya di Laut Mati. Enggak perlu berenang gaya bebas, gaya punggung, apalagi gaya katak. Percuma. Karena semua itu justru berpotensi membuat air laut masuk ke mata dan mulut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun