Mohon tunggu...
Gapey Sandy
Gapey Sandy Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Peraih BEST IN CITIZEN JOURNALISM 2015 AWARD dari KOMPASIANA ** Penggemar Nasi Pecel ** BLOG: gapeysandy.wordpress.com ** EMAIL: gapeysandy@gmail.com ** TWITTER: @Gaper_Fadli ** IG: r_fadli

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Cerita Ceu Popong, Dari KAA 1955, Bohongi Presiden Mesir sampai Kekurangan Jokowi

20 April 2018   20:28 Diperbarui: 23 April 2018   20:57 4203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sketsa pensil Popong Otje Djundjunan. (Sumber foto asli: liputan6.com)

Popong Otje Djundjunan. (Sumber foto asli: detiknews.com)
Popong Otje Djundjunan. (Sumber foto asli: detiknews.com)
Waktu itu bagaimana keterlibatan Ceu Popong dalam KAA 1955?  

Tugas Ceu Popong waktu itu adalah untuk menemani si delegasi-delegasi itu sambil menjelaskan makanan ini dibuat dari apa. Waktu itu kegiatannya di Hotel Homann malam (hari). Jadi peserta-peserta konferensi, semua kepala-kepala negara kumpul di sana. Untuk itu ada semacam silaturahmi dan diantaranya ada makanan-makanan tradisional, nah itu harus dijelaskan oleh kita, seperti bajigur misalnya, dibuatnya dari apa.

Nah, sekarang kenapa Ceu Popong terpilih? Panitia KAA 1955 waktu itu mencari anak gadis yang - rada sombonglah Ceu Popong teh - rada bahasa Inggrisnya bagus, bisa ngomong. Kan kalau berbahasa (asing) itu ada dua macam, ada pasif dan ada aktif. Nah ini harus aktif bahasa Inggrisnya. Harus bisa ngomong, kan kalau yang pasif itu mengerti tapi ngomong kurang begitu lancar. 

Nah, dari 10 orang itu, Ceu Popong kapilih, ceritana. Dan syaratnya harus yang mau berkain kebaya. Ari Ceu Popong mah sudah suka dari gadis oge berkain kebaya teh. Jadi tidak sulit berkain kebaya. Kadang-kadang kalau yang tidak pernah (berkain kebaya) kan sulit.

Terus dijemput sama panitia pake bus. Dibawa ke Homann. Beberapa lama sebelum mulai acaranya. Itu yang di Homann tuh, yang menjajakan makanannya atau yang membawa makanannya tetap petugas dari Homann yang laki-laki. Dibawa berkeliling kepada para kepala-kepala negara itu. Nah, kemudian kan misalnya ada yang mengambil bajigur. Nah, kita harus bisa menerangkan bajigur itu dibuatnya dari apa. Dari santan, cangkaleng kolang-kaleng, seperti itu.

Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser (tengah) dan Pangeran Yaman, Hassan bin Yahya (kiri), nampak tengah mencicipi hidangan dalam KAA 1955 di Bandung. (Foto: Howard Sochurek/The LIFE Picture Collection/Getty Images)
Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser (tengah) dan Pangeran Yaman, Hassan bin Yahya (kiri), nampak tengah mencicipi hidangan dalam KAA 1955 di Bandung. (Foto: Howard Sochurek/The LIFE Picture Collection/Getty Images)
Apa saja pengalaman yang tak bisa terlupakan ketika itu, Ceu?

Ada peristiwa yang Ceu Popong tidak akan bisa lupakan. Waktu berhadapan dengan Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser yang tingginya dua meter. Bayangkeun, tingginya dua meter, Ceu Popong gadis kecil atuh, satu meter setengah aja belum meureunan, baru satu meter lebih meureunan. Kebayang henteu? Ceu Popong kan harus tengadah. 

Tengadah melihat wajahnya (Nasser). Masak kita ngomong bari wajahnya tidak dilihat. Kan pasti wajahnya harus kita lihat. Nah, jadi beliau menanyakan, ini makanannya enak, terdiri dari apa? Kan makanannya rupa-rupa, ada colenak, bajigur, bandrek, bika ambon, ah macem-macem ari Bandung kan juaranya kan soal makanan.

Waktu itu, Nasser menanyakan salah satu makanan yaitu bajigur, kan enak sekali. Jadi Nasser coba bajigurnya, dan bilang waaahhh, wonderful! Ngenah meureunan enak. Jadi Nasser tanyakan, dari bahan-bahan apa dibikinnya? Kan kolang-kaleng aneh, henteu euweuh di Mesir meureun nyak, jadi kan Ceu Popong harus menjelaskan. Menjelaskan itu sambil tengadah. Nah, lama-lama, pundak kita kan pegel karena menengadahnya terlalu tinggi, atuh dah dua meter. 

Terus secara spontan Ceu Popong ngomong dalam Bahasa Sunda: "Aduh meuni cangkeul (aduh, sangat pegal)." Tapi kanari bahasa Inggrisnya pegal, Ceu Popong belum tahu. Kalaupun tahu juga pasti tidak akan ngomong, nanti Nasser ngerti. Terus Nasser tanya: "What do you say?" Masak Ceu Popong harus bilang "Aduh meuni cangkeul", itu kan henteu sopan.

Jadi Ceu Popong langsung aja spontan mengatakan, "Oh, it's Sundanese language. The meaning is i am so proud of you." Sambil dalam hati teh ngomong, "Aduh hampura Nasser, urang ngabohong." Dalam hati tapi. Jadi dia senang sekali kan. Nasser tepuk-tepuk punggung Ceu Popong, karena Ceu Popong mengatakan "I am so proud of you".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun