Mohon tunggu...
Gan Pradana
Gan Pradana Mohon Tunggu... Dosen - Hobi menulis dan berminat di dunia politik

Saya orang Indonesia yang mencoba menjadi warga negara yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tips Menggulingkan dan Menggagalkan Ahok Menjadi DKI-1

22 April 2016   15:36 Diperbarui: 23 April 2016   00:09 4255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Foto: Dok Pribadi"][/caption]HALO para pembenci (haters) Ahok, semoga kalian tetap bersemangat dalam upaya menggagalkan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada Pilkada Serentak 2017 nanti, sehingga laki-laki itu jangan sampai terpilih lagi menjadi gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022. Syukur-syukur sih gagal mencalonkan diri lewat jalur perseorangan (independen).

Kunci kesuksesan kalian adalah semangat. Oleh sebab itu jangan kendurkan semangat kalian, meskipun sampai sekarang, calon unggulan kalian belum juga unggul. Jangan patah semangat. Yusril Ihza Mahendra, Sandiaga Uno, Ahmad Dhani, Haji Lulung, Mohamad Taufik, Roy Suryo, si “Wanita Emas”, Adhyaksa Dault, dan entah siapa lagi, masih terus berupaya mencari dukungan, kok.

Jika perlu kalian tiru, tuh, semangat anak-anak muda yang tergabung dalam Teman Ahok atau Muda Mudi Ahok yang mati-matian mendukung mantan bupati Belitung Timur tersebut untuk terpilih kembali menjadi gubernur DKI Jakarta. Cobalah rintis pendirian komunitas tandingan dengan nama misalnya “Sahabat Ihza”, “Gua Sandiaga”, “Tulung Si Lulung”, “Asyik Taufik”, “Suryo Purnomo”, “Jakarta Buat Adhyaksa”. Pokoknya bikin nama komunitas sekreatif mungkin. Nama komunitas yang rada-rada kampungan nggak apa-apalah. Ingat, lho, Jakarta, kan, pernah mendapat julukan “kampung besar”? Jadi, wajar, dong nama komunitas kalian berlabel kampungan. Biar membumi, gitu loh?!

Mendekati pilkada, pasti akan muncul nama tokoh baru yang bakal diusung oleh partai politik atau diri sendiri (karena PD abizzz). Nah, betul, kan? Farhat Abas mau ikutan “nyalon”. Jika tidak ada perubahan Partai Demokrat akan mengusung Ibas (anak SBY), PDIP akan menjagokan Syafrie Syamsuddin (mantan pangdam Jaya). Kalian harus siap mendukung mereka jika memang menginginkan Ahok tumbang.

Sabar! Ahok untuk sementara ini memang perkasa. Jangan resah, ingatlah pepatah roda selalu berputar ada kalanya di atas, kali lain di bawah. Sekarang ini Ahok, ibarat roda tadi, memang sedang berada di atas. Tapi, ada waktunya dia akan bergulir ke bawah. Nah, kalianlah yang bakal menggulirkannya ke bawah. Percayalah!

Bagaimana caranya? Berikut tips untuk menggulingkan dan menggagalkan Ahok menjadi DKI-1:

1. Nggak salah kalau kalian menuduh KPK telah dibeli Ahok. Buktinya Ahok nggak mengenakan rompi oranye setelah diperiksa 12 jam di KPK. Pertahankan kecurigaan bahwa Ahok telah membeli KPK. Pegang teguh (meskipun tanpa bukti) Ahok membeli KPK dengan duit dari sejumlah pengembang yang selama ini dipelihara Ahok dalam proyek reklamasi.

2. Untuk meyakinkan butir 1 di atas, kalian harus terus menerus demonstrasi di depan gedung KPK bahwa Ahok telah membeli KPK. Guna meyakinkan publik, kalian harus membawa barang bukti, yaitu para tahanan KPK yang belum sempat disidang di Pengadilan Tipikor, siapa tahu mereka kecipratan. Dalam berdemo, kalian juga harus membawa barang bukti lain, yaitu para karyawan, penyidik dan office boy, dan petugas cleaning service. Lha, iya dong, pimpinan KPK pasti adil, kalau lembaganya telah dibeli Ahok, mereka lazimnya akan membagi uang hasil penjualan KPK kepada seluruh personel KPK. Hitung-hitung dapat uang denger-lah.

3. Jangan lupa, ke KPK, kalian harus bawa dukun. Tapi, cobalah pilih dukun yang ampuh, jangan dukun amatiran yang cuma minta syarat ayam berbulu dan bermoncong hitam 10 ekor. Kalau dukun seperti itu yang kalian bawa, bersiaplah gagal dan tuah akan berbalik ke kalian. Jangan sampai kasus Mohamad Sanusi dan M Taufik (ia dibikin repot harus bolak balik ke KPK) terulang. Ingat, kalian adalah warga Jakarta. Carilah dukun canggih yang kalau minum kopi di mal dan harganya Rp 25.000-Rp 50.000 se cangkir. Pilihlah dukun dari kalangan sosialita yang mengajukan syarat paling tidak minta 10 ekor kerbau bermoncong belang-belang.

4. Ingat, ini Jakarta, Bung! Mengacu pada butir 3, saat melakukan ritual di KPK, itu  dukun nggak usah mengenakan kostum aneh-aneh bernuansa hitam pakai ikat kepala segala. Cukup pakai kemeja putih berdasi, kalau perlu pakai jas. Ganti menyan dengan rokok dan korek api bermerek. Yang penting, kan, manteranya terkirim ke Ahok dan membuat dia puyeng tujuh keliling.

5. Kita hidup di era media sosial (medsos). Jangan pernah bosan melemparkan isu-isu yang tidak benar alias fitnah tentang Ahok di medsos. Untuk sementara ini halalkan dulu fitnah. Jadikan fitnah sebagai bagian dari “iman”. Terbukti fitnah cukup efektif untuk membuat pendukung Ahok geram dan lama-lama percaya dengan fitnah kalian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun