Mohon tunggu...
Freddy
Freddy Mohon Tunggu... Konsultan - Sales - Marketing - Operation

To complete tasks and working target perfectly. Leave path in a trail.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Strategi Salah Kaprah dalam Karier

15 Agustus 2019   23:11 Diperbarui: 29 Agustus 2019   21:16 1802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hasilnya? Perlahan produk perusahaan ini tersingkir di pasar oleh kompetitor. Mengapa? Karena retailer sudah berpaling muka ke kompetitor.

Khusus untuk kejadian terakhir ini saya ingin menambahkan, memang benar di industrial goods jualannya menitik beratkan pada spesifikasi produk dan juga sensitivitas harga. 

Namun di consumer goods hal ini tidak berlaku. Konsumen di Consumer Goods tidak perlu spesifikasi produk (ada namun bukan pertimbangan utama), dan konsumen bersedia membayar harga lebih tinggi asalkan mendapatkan pelayanan yang lebih baik, atau karena faktor gengsi. Di Consumer Goods, yang penting adalah bagaimana caranya memainkan emosional konsumen dari tidak minat beli menjadi mau membeli. Jauh berbeda dengan Industrial Goods.

Di kasus lain, saya mendengar ekspatriat dari Negara Maju yang saat penugasan di Indonesia tidak mau mengubah cara berpikir serta tidak melakukan analisa mendalam. Sehingga mereka hanya bisa (mau) menerapkan cara dan strategi lamanya yang dianggap telah berhasil di negara asalnya. 

Padahal sudah pasti budaya bekerja berbeda, geografis berbeda, pola dan tabiat konsumsi dari konsumen juga berbeda, namun tetap saja berpegang teguh pada cara-cara kerja dan strategi yang dianggapnya "sudah benar" dan teruji di negara asalnya.

Hasilnya? Kinerja penjualannya tumbuh sangat lambat dan tertinggal dari perusahaan sejenis di Indonesia.

Masih ada 2 kasus yang saya ketahui. Namun semuanya memiliki kesamaan : Salah Kaprah dalam Strategi, tidak mau melakukan analisa mendalam sebelum menerapkan sebuah strategi yang tepat. Terlalu melekat pada kenangan di tempat lama dan ego yang tinggi.

Oleh sebab itu, penting bagi seorang eksekutif untuk melepas ego nya dan mau "turun ke lapangan" untuk menganalisa, mencari informasi pasar dan "belajar" dari bawah kembali. 

Tanpa ini semua, eksekutif akan terjebak pada ego yang membawanya menjalankan Strategi Salah Kaprah : strateginya tidak tepat di tempat dan waktu yang salah, namun masih ngotot merasa ini yang paling benar dan tidak mau merubahnya. Semoga hal ini tidak terjadi kepada kita semua.

Best Regards,
Freddy Kwan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun