Belakangan, rezim ini terlihat semakin lucu. Ada saja dagelan-dagelan yang dipertontonkan. Merasa dirinya berkuasa, tapi terlihat seperti pecundang yang takut dan ciut untuk menghadapi lawan.
Bermodalkan kekuasaan yang tengah dinikmatinya saat ini, mereka lantas dengan semena-mena menguber-uber lawan-lawan politiknya.
Sejatinya, politik itu adalah medan untuk bertarung menggunakan ide dan gagasan. Memproduksi ide agar bagaimana bangsa ini maju. Membuat gagasan bagaimana agar rakyat terbebas dari kungkungan kesengsaraan. Bukan dengan cara-cara busuk, karena tak punya gagasan lantas menjatuhkan lawan.
Lihatlah adegan yang dipertontonkan Kejaksaan Agung (Kejagung) saat ini. Lucu dan Miris. Lucu karena kerapkali blunder ketika membantai lawan. Miris karena terlihat miskin ide dan gagasan.
Saking lucuynya, mereka mencari-cari kesalahan dan kelemahan lawan. Karena tak kunjung ketemu, soal SMS pun mereka jadikan bahan dengan menyebut sebagai SMS ancaman. Entah, setelah mendapat SMS tersebut, apakah mereka diancam dibunuh atau laiknya Novel Baswedan yang disiram air keras usai shalat subuh.
Sudahlah, akui saja bahwa Hary Tanoe adalah sosok yang bersih. Seorang politisi yang tidak seperti politisi-politisi lainnya yang menyisakan setumpuk kasus. Mau dicari ke lubang semut pun tak akan ketemu. Hanya satu tujuan HT terjun ke politik. Â Untuk menjadikan bangsa ini bermartabat dan membebaskan rakyat dari kata melarat.
Sekali lagi, HT adalah sosok yang bersih. Itu sebabnya, sampai urusan SMS pun dipermasalahkan dan dibesar-besarkan oleh mereka-mereka yang miskin ide dan gagasan dalam berpolitik.
Bertarunglah dengan cara sportif dan fair. Jangan baper jika nama junjungannya (Surya Paloh) tak masuk dalam daftar nominasi capres pilihan rakyat, dan jangan iri jika melihat nama HT bertengger di peringkat empat.