Mohon tunggu...
bumitadulako
bumitadulako Mohon Tunggu... -

Im blogger

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta Kepulauan

15 Agustus 2017   17:58 Diperbarui: 15 Agustus 2017   18:43 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Musa memberikan saran supaya kita memancing didaerah pingiran saja, Iya benar itu, jawab Dwipantara. mengigat kita hanya mengandalkan dayung bukan mengunakan mesin katinting,Tetapi Khalid, Steven  dan jo dengan semngat mendayung perahu mereka tanpa perduli dengan 2 sahabtnya itu. Dasar kalian penakut, Ucap Steven kepada dua sahabatnya itu. 

Wajar jika 2 sahabtnya merasa takut kesana, mengigat untuk sampai ke Tuguan butuh waktu 3 jam jika mengandalkan dayung, berbeda jika mengunakan mesin katinting hanya butuh waktu kurang lebih 1 jam untuk sampai disana. Apalagi arah angin tidak berpihak kepada mereka ditambah arus laut yang berlawanan arah jika menuju ke pulau tuguan . Bisa memakan waktu 4-5 jam dengan kondisi saat ini.

Sudahlah hari ini milik kita ucap steven kepada teman-temanya, ha ha ha! Khalik tertawa  terbahak-bahak begitu juga jo! Dasar kalian penakut kapan lagi kita kesana ? Dengan rasa cemas musa dan Dwipantara akhirnya setuju !!! UUUMMHHH baiklah ucap musa tapi jangan sampai Orang tua kita tahu kalau kita memancing disana, Mereka pun bersepakat untuk tidak membuka rahasia ini.

 Hu ha, Hu ha Hu ha suara sorak-sorak terdengar dari ketiga bocah ini sembari mendayung perahu dengan penuh semangat sesekali mereka diterjang ombak dan arus laut yang tidak bersahabat tetapi, mereka tak gebtar layaknya pelaut ulung yang menerjang badai. Sudah 1 jam waktu mereka tempuh namun belum keliatan tanda2 lampu mercusuar di pulau tuguan, Musa dan Dwipantara berharap cemas dalam hati mereka sembari bertanya kepada Khalik " Apakah masih jauh tempatnya ? mana aku tahu ini kan baru pertama kali kita kesana, Jawab khalik dengan nafas terseok-seok karena terus mendayung, Sudah tenang saja sebentar lagi kita sampai ujar Steven.

Mentari mulai menampakan dirinya dari ufuk Timur dengan warna orange ke hitam- hitaman, Kelima bocah inipun merasa kagum akan pemandangan dipagi itu, Sambil melihat ke pulau pangalasian tempat mereka bermukim. 

"Wwwoowww begitu indah kampong kita" Ucap Dwipantara kepada teman-temanya sambil tersenyum mereka pun terus bepacu dengan derasnya arus dan gelombang laut. Sesekali ombak menghadang mereka namun mereka tidak gentar tetap mendayung menuju pulau Tuguan yang sering diceritakan oleh orang tua mereka.

Lihat itu ! Musa berteriak kegirangan. Lampu mercusuar sudah kelihatan ! Alhamdullilah, Khalik berucap dalam hati sembari mendayung, sementara steven dan jo tersenyum dengan wajah berseri-seri, Seakan menyimpan harapan bahwa mereka akan mendapatkan hasil tangkapan yang melimpah hari ini dan segera sampai ke tempat yang dituju yakni Tuguan.  selama ini hanya diceritakan oleh orang tua mereka ! seperti mimpi yang akan terwujud.

Anak-anak seumuran mereka masih dilarang memancing ikan dikawasan Tuguan. Konon punya cerita dari orang tua bahwa pulau Tuguan adalah daerah yang angker dan sering memakan korban karena berada dititik pertemuan arus laut yang deras. ibarat sebuah pusaran air yang dapat menghisap dan menengelamkan benda apapun yang berada diatas permukaan dikawasan itu. Sehingga wajar jika kawasan tuguan terdengar angker, Bukan karena ada hantu lautnya namun tidak menentunya arah arus laut.

Setelah 3 jam kemudian 5 bocah ini terus mendayung tanpa kompas dan peralatan navigasi yang lengkap akhirnya mereka, merasa telah sampai pulau tuguan dengan patokan lampu mercusuar di pulau itu yang menghadap kearah utara jika dilihat dari pulau dari pangalasiang. Hoorree, kita telah sampai di dikawasan tuguan. Khalid bersorak gembira sembari menyemangati teman-temanya yang telah kehabisan stamina karena kelehan mendayung tanpa henti selama 3 jam.

Tanpa diperintah Dwipantara mengambil semua peralatan memancing dan sebotol air. UUuugghhh,uuugghhh segar, untung saya ingat membawa air dari rumah ucapnya! sehingga mereka pun berebutan mengambil air minum tersebut. Setelah selesai melepaskan dahaga mereka, Para bocah ini pun istrahat sejenak. Tibalah saat yang ditunggu-tunggu, seperti biasa mereka mulai menurunkan tali pancing dengan memasang umpan yang telah mereka persiapkan sebelumnya yakni udang putih yang berukuran seperti jari kelingking.

Harap-harap cemas menunggu ikan memakan pancing mereka.Tiba-tiba kreekkkkk..kreeekkk !!! Khalik... pancing kamu itu sudah ketarik, Sorak musa kegirangan ! Perlahan-lahan Khalik mengulur pancingnya seraya mengikuti tarikan ikan yang menyambar pancingnya. Khalik paham betul ketika ikan memakan pancing biarkan dulu dia bermain-main jangan melawan tarikanya karena bisa berakibat fatal yakni antara putus atau terlepas ikannya karena hentakan kita yang kuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun