Mohon tunggu...
bumitadulako
bumitadulako Mohon Tunggu... -

Im blogger

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta Kepulauan

15 Agustus 2017   17:58 Diperbarui: 15 Agustus 2017   18:43 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Steven...Suara terdengar lantang dari kejauhan malam sehingga membangunkan para warga disekitarnya. Ada apa bu, Tanya seorang warga ! Tanpa diduga terucap dari mulut ibu separuh baya dasar anak nakal, Cuman minum cap tikus ngoni pekarja siang malam, Mo jadi apa ngana ini steven ? Namun si bocah tidak perduli dengan ocehan ibunya dia terus saja memainkan gitarnya dikesunyian malam yang hening itu sehingga seluruh mata tertuju padanya.

Steven bocah kecil yang badung, Seperti biasa ibunya tidak henti-hentinya memarahi anaknya diusia yang masih terbilang muda sudah suka keluyuran malam layaknya anak dewasa. Gelap pun hilang dikesunyiaan malam dengan wajah ganas dan sunyi senyap anak itu pun tertidur dibawah sinar bulan yang terang. Sampai gerimis membasahi seluruh tubuhnya. Dia telah mabuk ucap ibunya, Kalau begini terus kita mo kirim ngana ke Jakarta dengan ngana pe opa disana! Biar ngana rasa tinggal di kota besar dan cari doi sandiri, Ucap ibunya kepada sosok tubuh yang sudah terlelap di bawah pondok rumahnya.

Berbeda dengan teman lainnya Jo adalah anak yang kutu buku sejak kecil gemar menghabiskan waktunya diperpustakaan sekolah yang berdiding kayu itu, Dia sering ketiduran membaca buku sampai lupa bahwa hari itu ada jadwal yang telah mereka sepakati berlima untuk melaut bersama. Mengigat hari itu adalah hari minggu yang sangat dinanti nantikan oleh mereka supaya bisa pergi bersama.

Jo, Jo bangun,bangun kami sudah siap ini, sambil membuka mata dengan perlahan dan masih sayup-sayup sudah terlihat wajah yang hitam dengan rambut keriting agak kekuning-kuningan tak lain adalah musa, Waaaa! Jo berteriak kaget, ada apa ? musa bertanya kepadanya, Saya mengira engkau adalah gurita yang sedang mengeluarkan senjata andalanya. Maklum mengigat tampang dan perawakan musa layaknya gurita yang sedang mengeluarkan tinta hitamnya seperti warna kulitnya yang gelap.

Ayo bangun...bangun ! Steven, Musa, Dwipantara dan Khalik mendesak jo, seraya menarik sarung yang dipakainya dari jendela rumah. Bangun,bangun,bangun...Ayo bangun kita memancing bersama, Bukankah hari ini kita sudah sepakat untuk pergi memancing bersama-sama, Jo masih saja menutup matanya dengan bantal dan menarik sarungnya seakan tidak ingin beranjak dari tempat tidurnya ! Sorak steven langsung menyiramnya dengan air, Deeerrr, Akhirnya jo mengalah juga. 

Ayo bergegas sebelum perahunya dipakai oleh bapak saya, Uuuwwwwhh. Dasar badung ! Ucap jo kepada steven. Maemang di antara 5 sekawan ini hanya steven yang berani melakukan hal-hal yang aneh seperti itu. Namun mereka tetap segan dan patuh dengan Kahlik karena umurnya lebih tua diantara mereka.

Siapa itu, suara tedengar dari kamar sebelah. Jo ! Jo, Suuuttt jo meletakan tangannya kemulut memberikan isyarat kepada teman-temanya untuk diam supaya tidak terdengar oleh ibunya. Segera jo beranjak dari tempat tidurnya dan melompat dari jendela kamarnya.  Duhhhhmm...Jo kkamu kemana? Ibunya bertanya !Kelima bocah ini pun berlari kepantai dalam suasana gelap gulita dengan cahaya bulan yang sudah samar-samar.

Canda tawa bocah-bocah ini lenyap di kesunyian malam, angin dan gemuruh ombak lautan yang menerjang pesisir dengan handangan karang yang kokoh di tepi pantai. Jo membasuh mukanya dengan air laut, Ditambah dengan udara yang dingin menusuk  Tulang. Sedangkan khalik membagi tugas kepada steven untuk mengambil dayung diperahu bapaknya, Musa membuang air diperahu yang hendak mereka gunakan sementara Dwipantara mengambil kayu untuk dijadikn pijakan yang diletakan dibawah perahu supaya mudah untuk didorong ke laut. Dan mempersiapkan peralatan pancing sambil memegang lentera dan karamba untuk menaruh ikan hasil tangkapan agar tetap hidup.

Setelah semuanya siap, ke lima bocah ini bergegas mendorong perahu kelaut tiba2, Buzzz !  hantaman ombak menyambut mereka, ha aha ah terdengar suara kegirangan dari steven yang berada di pilar paling depan bersama musa, karena basah terkena hantaman ombak ketika mengiring perahu kelaut. Sorak di ikuti oleh ketiga temanya Jo,Khalik dan Dwipantara. Ha ah aha ha mereka basah kuyup...! Sambil meledek 2 sahabatnya.

Kegirangan pun semakin riuh ketika perahu yang mereka tumpangi sudah menyentuh air laut dan berada ditepi pantai. Ayo naik,naik cepat khalik memberi perintah kepada teman-temanya supaya bergegas naik ke perahu, Steven langsung mengambil posisi paling depan sedangkan Dwipantara dan jo berada di urutan kedua dan ketiga disusul musa dan khalik  di bagian buritan. Formasi ini memang sering mereka terapkan ketika melaut bersama. Steven, Jo dan Khalik mulai mendayung perlahan ke tengah laut. Sedangkan Dwipantara dan musa mempersiapkan pancing dan segala perlengkapanya. 

Dengan semangat 45 para bocah ini mendayung perahu mereka. Kita ke Tuguan ! sepontan khalik menyampaikan daerah Fising ground yang mereka tuju. Daerah itu kan jauh khalid, sembari berguman musa kepada kawanya! Aahhh tidak apa2 sekali-sekali kita kesana, dari pada penasaran hanya diceritakan oleh orang tua kita. Aku ingin sekali memancing disana. Khalik memang selalu penasaran dengan Tuguan karena orang tua mereka selalu mendapat hasil tangkapan ikan yang banyak ketika memancing berkenjung disana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun