Mohon tunggu...
Achmad Firman
Achmad Firman Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sang Bungsu yang Sendu

27 Februari 2017   11:04 Diperbarui: 27 Februari 2017   11:25 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

sang bungsu terus menangis

namun apa sang kakak mendengar jeritnya

mungkin karena mereka bersaudara di masa lama yang lampau

kini si bungsu tak gembira di rumahnya 

telah tergerus kebebasannya telah binasa merdekanya

kala matahari terbit mendung meneteskan air mata

kala malam dinginnya menyesakkan hingga tangis jadi selimutnya

apa sang bungsu terdiam....?

tidak, mereka berontak akan duri yang menjerat

air mata mengering darah mengalir habis

tanah tak dimiliki hanya dihuni

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun