Mohon tunggu...
Fahrin Andiwijaya
Fahrin Andiwijaya Mohon Tunggu... Dokter - I aspire to inspire

Eudaimonia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Perbedaan Biologis, Rasisme, dan Imajinasi Kita

6 September 2019   00:22 Diperbarui: 7 September 2019   06:06 1166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Chambers dan Edinur, 2015,

Beberapa penelitian bio-arkeologis melacak sumber penyebaran ini berasal dari Taiwan, ini dibuktikan dari penelitian terhadap kromosom populasi Indonesia.

Berbeda dengan Indonesia bagian barat pada waktu dimana banyak terjadinya perpaduan genetika yang terjadi, populasi asli Papua atau Melanesia merupakan turunan langsung dari populasi Philippines negrito.

Svante Pbo yang merupakan direktur dari departemen evolusi genetic dan antropologi di Institut Max Planck, menemukan bahwa populasi asli Papua memiliki 3 hingga 6% genetic dari Denisovans, dan pada populasi Indonesia bagian barat tidak memiliki akar genetik tersebut.

Denisovans merupakan keluarga dekat dengan Neanderthal, yang keduanya merupakan kelompok dari sub-spesies Homo Sapiens.

Dalam sejarah penyebaran Homo Sapiens, Neanderthal melakukan perjalanan menuju daerah daratan Eropa dan sekitarnya, berbeda dengan Denisovans yang berjalan ke arah timur.

Yang menjadi salah satu alasan utama mengapa tidak terjadi admixture genetika yang kompleks pada tanah Papua adalah ketidakmampuan populasi di Indonesia bagian barat untuk melakukan perjalanan melewati Wallace Line, karena keterbatasan teknologi pelayaran pada waktu itu. (Ilustrasi gambar ada di atas)

 Jika ilmu biologi mengatakan secara objektif bahwa ada perbedaan nyata antara populasi mayoritas Indonesia dengan populasi tanah Papua, pertanyaan selanjutnya adalah, sejauh mana kita harus memaknai perbedaan ini?

Herawati Sudoyo, peneliti dari Institut Eijkman, Jakarta, mengatakan penelitian pemetaan genetika ini penting untuk aplikasi kedokteran, khususnya dalam pemahaman penyakit-penyakit yang bersifat bawaan, seperti Thalasemia. 

Sehingga temuan mengenai perbedaan jenis populasi ini hendaknya digunakan pada ruang lingkup aplikasi ilmu pengetahuan praktis saja. Pandangan rasisme atau ketidakadilan seperti yang dijelaskan di awal adalah buah pikir atau kreasi manusia yang dapat diatur sedemikian rupa untuk kepentingan individu maupun kelompok.

Gagasan pikiran ini pada hakikatnya adalah imajinasi subyektif, karena bentuk obyektif yang dapat diukur tidak ada. Manusia dibekali dengan kemampuan untuk membangun sebuah imajinasi, dan hal ini yang mendasari kemajuan manusia dalam interaksi sosialnya.

Kemudian imajinasi tersebut dapat berkembangan menjadi sebuah nilai dan norma, yang tersebar melalui pertukaran cerita sesama manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun