Mohon tunggu...
Evita Yolanda
Evita Yolanda Mohon Tunggu... Dokter - Dokter

Karena sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tuhan pun Dikenal Lewat Karya-Nya: Setitik Mengenai Altruisme

23 September 2017   19:19 Diperbarui: 23 September 2017   19:36 1370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: www.wedoncanvas.com

Jika wajah yang membuatmu jatuh cinta, bagaimana caramu mencintai Tuhan yang tak berupa?

Kita mampu mengenal seorang penyair secara maknawi dari bait yang ia tulis. Kita mampu mengenal seorang pelukis dari lekukan tinta yang ia torehkan. Seorang pengrajin akan terlihat kepiawaiannya dari detail dan kualitas kerajinan tangan yang ia hasilkan. Apakah kita perlu bertemu dengan mereka secara langsung untuk mengenal mereka dan mengakui eksistensi mereka?

Eksklamasi keberadaan diri adalah lewat karya.

Setiap entitas yang ada adalah karya. Benda adalah karya, sistem adalah karya. Proses adalah karya, hasil adalah karya. Tuhan pun dikenal lewat karya-Nya. Kita belum diberi kapabilitas melihat Tuhan secara wujud semasa di dunia, namun kita mengakui eksistensi-Nya karena kita melihat karya-Nya yang nyata.

Kita mengakui keagungan karya-Nya mulai dari partikel Higgs Boson hingga tujuh level langit dan konstelasi alam semesta yang maha raksasa. Manusia tidak akan mampu membuat karya serupa milik-Nya. Namun manusia pada hakekatnya adalah khalifah Tuhan di muka bumi. Manusia memiliki tanggung jawab untuk menyelami dan merealisasikan sifat-sifat Tuhan dan salah satu sifat itu adalah untuk mencipta; berkarya, menghasilkan, membuahkan. Karya membuat manusia ada.

kar*ya /n/ 1. Pekerjaan; 2. Hasil perbuatan; buatan; ciptaan

Manusia diciptakan untuk saling memberi dan menerima, kontribusi dan akseptasi, produksi dan konsumsi. Namun, tidakkah kita sadar, modernisasi seolah mendorong manusia untuk lebih menonjolkan sisi konsumerisme? Menunggu, berpangku tangan, dan menikmati saja. Dalam ilmu kedokteran, ketidakseimbangan antara kontribusi dan akseptasi adalah biang dari banyak penyakit manusia.

Sebagai contoh, sel kanker adalah sel yang mengalami mutasi dan alterasi metabolisme, mengonsumsi makanan dan suplai yang seharusnya didistribusikan kepada sel-sel lain. Sel kanker adalah contoh sel yang hanya mengambil dan menerima, bahkan merebut milik orang lain. Sel kanker juga tidak berfungsi sebagaimana semestinya. Dari milyaran sel tubuh kita, sel kanker adalah sel yang menolak melakukan tanggungjawabnya melaksanakan fungsi fisiologis 'manusianya'. Sel kanker tidak sadar, ia adalah abdi dari manusia yang memilikinya. Ia menerima, tanpa memberi. Ia hanya mengonsumsi; akseptasi tanpa kontribusi. Konsumerisme adalah sikap yang mengotori diri dan itu telah tercermin bahkan dari tubuh kita sendiri.

Percayakah Anda?

Keadaan statis pada diri manusia adalah awal mula dari segala keresahan jiwa. Sepeda akan mulai kehilangan keseimbangannya ketika kita berhenti mengayuh. Sepeda itu akan oleng ke kiri dan kanan. Namun, bila kita tetap mengayuh, ia kembali stabil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun