Puisi : Edy Priyatna
Membentuk yakni harapan paham. Sewaktu luruh di dedaunan kalbu. Jaminan cagar di lindungan rindu. Selama tiap detik waktu. Mendatangi batas waktu rinduku. Atas nama ramahnya bekerja. Kendati hanyalah makhluk kecil nan hina. Hanya senyum seringai tak pernah palsu. Meskipun bukan data susila.
Sebaliknya pernahlah ini hanyalah sajak. Jangan lagi tanggap risau resah. Kemungkinan menyapa berbisik. Serupa kami telah terukir. Menderita masih tetap terawat. Sama dengan lihat atau tatapmu. Kancing peniti gerimis menghujani. Sisir ratap nan pengap itu seketika. Harap kehilangan batas waktu.
Subuh buta terlihat sangat cemerlang. Embunnya menguap pancarkan terang. Cabut datang begitu kilat tiba. Sebangun terang mentari terbang. Penaka gelap nan telah sirna. Kisah cerita biarkanlah aku. Melewati arung dibalik sunyi. Kemudian sesudah aku mengenangmu. Membangkitkan daya hidup bianglalaku.
(Pondok Petir, 02 Juli 2019)