Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Undangan Aspirasi Paham Lantang

5 Juli 2019   05:56 Diperbarui: 5 Juli 2019   05:58 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kathleendillard.com

Demi ini aku terpukau seribu basa. Dengan wajah masih muram. Menghapus peluh air mata kiri dan kanan. Mengeja jarak nan melukai hati.

Bakal datang setelah bait dalam sajak atau puisi. Terlulis dengan kegosongan. Hitamnya di masukkan ke dalam gelas. Raut wajah terlihat tak jelas.

Pendapat hidup suka dan duka. Dalam mengadu berbagai macam alasan. Pada sebuah dialog dan diskusi besar. Catatan hidup nan belum bersih.

Tatkala ini warnanya telah berubah. Hingga membuat ku terjaga. Dan sadar bila membiarkan emosi. Bagai tak memiliki cermin untuk introspeksi.

Berhubungan raut wajah bernoda biru. Aku berusaha tersenyum walau membeku. Undangan aspirasi paham lantang. Tetap tak di dengar oleh para penghuni tanah.

Puisi : Edy Priyatna 

(Pondok Petir, 22 Juni 2019)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun