Mohon tunggu...
Ernip
Ernip Mohon Tunggu... Administrasi - Wanita dan Karyawan swasta

Terima kasih sudah berkunjung!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tayang Hari Ini, Film Filosofi Kopi 2: Petani Kopi dan Nikmatnya Secangkir Kopi

13 Juli 2017   13:07 Diperbarui: 19 Juli 2017   15:35 1253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kopi bukan untuk diminum tapi dinikmati!"

Kopi dan persahabatan Ben Jody adalah dua hal yang tak terpisahkan dalam film Filosofi Kopi 2. Film ini diangkat dari cerpen karya Dewi Lestari, kerap dipanggil Dee sebagai nama pena.

Saya sendiri ketika membaca kumpulan cerpen berjudul "Filosofi Kopi" serta menemukan bagian cerpen tentang Ben dan Jody, timbul daya tarik dalam setiap percakapan mereka. Jody yang selalu bertentangan dengan Ben yang jalan pikirannya susah dimengerti. Ben, walaupun "sudah" bisa membuat kopi ternikmat tetapi pencarian itu serasa belum selesai, "ada lagi!", bentak nalurinya.

Nah, oleh karya ini tercetuslah film Filosofi Kopi, sekarang pun muncul lagi Filosofi Kopi 2, tayang hari ini, 13 Juli.

Dalam film Filosofi Kopi 2, menurutku tak terduga, Ben yang notabene sudah menemukan passionnya tentang secangkir minuman kopi, masih juga dicemasi oleh nalurinya tentang kopi. "Ada lagi!"

"Ben, apa sih hasrat kamu yang sebenarnya, kapan kamu puas meneliti kopi?"

Minuman berwarna hitam dari biji kopi yang orang lain sering memandangnya minuman yang harus dihindari, tetapi sebenarnya minuman yang layak dinikmati. Nikmat karena rasa juga manfaatnya sebagai antioksidan dan baik untuk jantung (jika tidak berlebihan). Tetapi akhirnya dia menemukan, lebih dari secangkir kopi ternikmat yang pernah dia racik sendiri.

ben-dan-jody-59670d769f4fe4270b170392.jpg
ben-dan-jody-59670d769f4fe4270b170392.jpg
Dua hal mencolok yang saya dapat dari film ini. Pertama, kalimat berkesan di atas yang diucapkan oleh seorang petani kopi saat Ben (Chicco Jerikho), Jody (Rio Dewanto), dkk diajak berkunjung ke kebun kopinya di Merapi, Jogja. Waktu itu, mereka akan membuka kedai Filosofi kopi baru di Jogja. Walaupun kopi Tiwus dan Perfecto diunggulkan dalam film ini, tetapi rangkaian kisah memberikan kesan nikmatnya kopi lokal.

Kedua, meski tidak disampaikan secara gamblang film ini seakan meyakinkan bahwa kita punya banyak daerah asal kopi terbaik yang layak dinikmati. Dalam film Filosofi Kopi 2 beberapa kota sumber kopi terlibat seperti Jogjakarta, Toraja, dan Lampung. Menyambangi berbagai tempat di nusantara seakan membawa penonton berpetualang. Tidak lupa Jakarta tempat pertama Ben meracik kopi terbaiknya pertama kali, terkenal dengan Kedai Filosofi Kopi Melawai.

Ngomong-ngomong tentang kedai Filosofi Kopi Melawai, pantas saja dekorasi depan kafe kopi unik itu sudah berubah sejak beberapa bulan lalu. Penyegaran rupa kedai itu dilakukan dalam rangka menghidupkan detail adegan karya Dewi Lestari.

Aah... Cerpen filosofi kopi itu sungguh memikat hati memang, tentang Ben yang selalu penasaran menemukan rasa kopi yang sebenar-benarnya. Dia pun  mencari dan meracik kopi ternikmat. Jadilah mereka berpetualang membuka kedai kopi di beberapa tempat kota berbeda. Lagi tentang persahabatan mereka berdua, Ben dan Jody, yang berbeda karakter dan skill tetapi justru saling melengkapi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun