Mohon tunggu...
Enik Rusmiati
Enik Rusmiati Mohon Tunggu... Guru - Guru

Yang membedakan kita hari ini dengan satu tahun yang akan datang adalah buku-buku yang kita baca

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Malam yang Diam

14 Maret 2020   21:28 Diperbarui: 14 Maret 2020   21:28 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semburat jingga masih mewarnai senja yang  baru saja mengeja istirahnya. Suara gesekan dahan dan ranting pohon randu mengusik kesendirian putik, ketika pucuk-pucuk dedaunan enggan berada dalam kesendirian.

Seperti juga diriku yang luruh dalam resah menyusuri malam. Sementara bulan dan kunang-kunang tidak lagi membuai rindu, karena musim yang tak mau berhujah.

Pada malam yang diam, akan segera kutanggalkan segala janji yang membalut perih. Bersenandung pula irama lara yang mendera pada kaspia rasa  di antara kelopak mata dengan kedip sebelah

Aku semakin menyadari tentang harga sebuah diri yang harus segera beranjak dari tempatku untuk menghitung jejak matahari. Aku akan berlalu menjemput mimpiku yang dulu pernah aku titipkan pada desiran relung.

Selamat tinggal hari ini...

Blitar, 14 Maret 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun