Mohon tunggu...
Ellis Artyana
Ellis Artyana Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Bagaimana Cara Mengajarkan BIPA pada Pertemuan Pertama?

14 September 2018   20:59 Diperbarui: 15 September 2018   22:55 1783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Saya sengaja memilih judul dengan pertanyaan seperti di atas. Saya juga tahu bahwa untuk para pegiat BIPA atau yang sudah terbiasa dengan dunia pengajaran pertanyaaan itu terlalu umum. Jika ingin spesifik, sebaiknya saya memilih judul yang menyinggung model, metode, atau teknik seperti apa yang dipakai saat mengajarkan BIPA.

Alasan saya memilih judul dengan pertanyaan yang terlalu umum tersebut karena pertanyaan inilah yang paling sering saya terima dari orang-orang awam yang bertanya tentang pengajaran BIPA. Iya, benar, tulisan ini memang saya khususkan bagi pembaca yang ingin tahu seperti apa proses pengajaran BIPA. Khususnya pada pertemuan pertama.

Bagaimana sih cara ngajar BIPA? Sama enggak sih dengan ngajar Bahasa Indonesia ke orang Indonesia? Kita harus pintar bahasa Inggris/asing dong? Terus, kalau muridnya tidak mengerti, gurunya pakai "bahasa Tarzan", ya?

Itulah pertanyaan-pertanyaan yang sering saya terima. Saya yakin, pengajar BIPA lainnya juga setidaknya pernah mendapatkan satu dari beberapa pertanyaan seperti itu. Untuk itu, saya akan menjawab pertanyaan-pertanyaan umum tersebut sekaligus menjelaskan hal-hal yang mungkin perlu pembaca ketahui tentang pengajaran BIPA.

Pertama, dalam hal pengajaran BIPA, bahasa Indonesia diajarkan sebagai bahasa asing. Dari sini, kita bisa memahami bahwa ada prinsip yang sangat berbeda antara mengajarkan BIPA kepada orang Indonesia dengan mengajarkannya kepada orang asing. Bagi pengajar, perbedaan ini akan membedakan metode dan teknik pengajarannya dan bagi pemelajar akan membedakan proses belajarnya.

Saya tak akan terlalu banyak menjelaskan perbedaan tersebut karena dalam tulisan ini saya akan membahas bagaimana cara mengajarkan BIPA. Karenanya, sekarang mari bayangkan saat ini Anda adalah pengajar BIPA yang akan mengajar pada hari pertama kelas Anda dimulai.

Biasanya, di pertemuan pertama, pengajar dan pemelajar akan saling berkenalan terlebih dahulu. Namun, bagaimana bisa berkenalan sementara pemelajar belum bisa berbahasa Indonesia? Apakah harus pakai bahasa ibu si pemelajar? Bagaimana jika pengajarnya sendiri tidak menguasai bahasa ibu pemelajar? Nah, oleh karena itu, tak perlu memaksakan diri untuk menggunakan bahasa ibu atau bahasa yang dipahami pemelajar. Karenanya, pakai bahasa Indonesia saja. Bisa kok. Caranya?

Caranya, kita sebutkan nama kita, lafalkan dengan jelas dan dengan tempo perlahan, tetapi dengan volume yang cukup nyaring. Lafalkan sambil tuliskan nama kita dengan jelas di papan tulis. Jangan hanya menyebutkan dan menuliskan nama, tetapi gunakan kalimat lengkap, misalnya "Nama saya Ellis." Ulang terus kalimat itu sampai pemelajar paham bahwa kita sedang menyebutkan nama kita. 

Kemudian, tulis kalimat selanjutnya "Saya berasal dari Indonesia" sambil tetap menuliskannya dengan jelas. Ulang dua kalimat itu sambil memberi waktu pemelajar untuk mencerna maksud ujaran kita. Biasanya, pada saat tersebut, pemelajar akan membaca sekaligus meniru gurunya sambil mencoba mengganti informasi pada kalimat itu dengan informasi tentang dirinya.

Setelah itu, kita bisa mulai dengan bertanya nama pemelajar. Tanya dengan pertanyaan "Siapa nama Anda?" sambil tak lupa menuliskannya di papan tulis. Ulang terus menerus pertanyaan itu dengan intonasi bertanya yang tepat. Gunakan gerak tubuh yang sesuai dan sewajarnya. Biasanya, siswa akan memahami maksud kita. Pertama, biasanya siswa hanya akan menyebutkan namanya saja karena belum bisa menjawab dengan kalimat utuh. 

Di saat itulah kita menunjuk papan tulis yang sebelumnya sudah kita tulisi kalimat "Nama saya (nama pengajar)" Dengan demikian, siswa tahu bagaimana cara bertanya sekaligus menjawab pertanyaan tentang nama. Selanjutnya, ulang cara yang sama saat kita bertanya asal negara siswa.

Sekarang, Anda mungkin sudah mulai bisa membayangkan langkah-langkah tersebut. Cara ini terus digunakan untuk materi-materi selanjutnya. Namun, kita perlu sabar dan melakukannya perlahan dan selangkah demi selangkah. Setiap memberi satu materi atau bahkan satu kalimat, ulang terus hingga mahasiswa paham dan bisa menggunakannya. Beri waktu kepada siswa dan jangan terburu-buru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun