Saat tersadar, mencintaimu adalah hal paling konyol yang pernah kulakukan, semuanya sudah terlambat.
Kancing kemejaku terlanjur lepas. Tersebab buncah yang meluap dari dadaku yang bergemuruh. Aku seperti bocah berusia lima tahun yang pipis di celana. Yang malu-malu mengaku basah. Lalu merengek minta kautuntun menuju kamar mandi yang dipenuhi kecoak.
Saat tersadar, jatuh cinta kepadamu adalah hal paling musykil yang pernah terjadi dalam hidupku, semua sudah tak berguna.
Pada kenyataannya kau lebih menawan dari apa pun. Bahkan rembulan yang menari striptis diiringi orkestra Beethoven, tak mampu mengalihkan perhatianku. Ruang di kepalaku telah dipenuhsesaki oleh pukat dari daya pikatmu. Yang melumpuhkan nadi dan segenap urat syarafku.
Dan, saat tersadar, memilihmu adalah hal paling luar biasa dalam sisa-sisa usiaku, aku kehabisan kata-kata. Segala rencana terbang menguar seperti asap rokok yang diembus oleh bibir-bibir kering para kuli pelabuhan. Di tengah malam buta. Ketika gigil dan sunyi tumpah.
***
Malang, 07 Januari 2020
Lilik Fatimah Azzahra