Aku ingin menelaah mu.
Hanya saja tidak ada cela, yang inginnya aku tulis ulang.
Kau masih sama, orang yang ingin aku dukung.
Apalagi untuk peduliku terhadapmu.
Kau nyata, memang.
Kau tahu, itu aku. Memang.
Dengan pemrosesan waktu kita tak saling ada, nyaris tak bertemu.
Setibanya dengan rancangan pemikiran belaka, kita menolak untuk menengadah.
Hanya terpaku pada kerancuan kata.
Aku masih disini, aku tahu kau dengannya.
Aku tak perlu berbelok hati jikalau kau tak menengokku.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!