Mohon tunggu...
Efa Butar butar
Efa Butar butar Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Content Writer | https://www.anabutarbutar.com/

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menikmati Keindahan Bromo, Ketika Letih Jadi Tak Berarti

23 September 2018   23:20 Diperbarui: 24 September 2018   18:13 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bromo | Foto: G. Manihuruk

Kembali ke laptop!

Bukit Kingkong namanya. Lokasi di mana kami diturunkan abang supir setelah berada di dalam jeep kurang lebih 5 jam. Karena menurutnya, bukit itu adalah spot terbaik untuk mendapatkan pemandangan sempurna dari Bromo yang menawan.

Hari masih gelap. 8C disertai dengan jalanan yang cukup menanjak. Nafas yang tak lagi terbiasa mau tak mau berupaya untuk terus beradaptasi dengan suhu yang diadapi kini. Jaket kian dieratkan, kupluk kian dibenamkan, dan tangan yang telah terbungkus sarung tangan tak lupa masuk ke dalam kantung jaket demi memaksimalkan rasa hangat. Bagi yang tak terbiasa, dingin itu cukup menyiksa. Semakin lelah, semakin tinggi kebutuhan Oksigen, maka semakin perih juga hidung ini menghirup udara yang super dingin itu.

Di tengah gelap, akhirnya, untuk pertama kali di tahun 2018, saya kembali menyaksikan lautan bintang di atas sana. Sesuatu yang mustahil untuk ditemukan di tengah hiruk pikuk ibu kota.

Sejam menanti, dari ufuk timur, mentari pagi perlahan mulai mengintip. Menimbulkan keriuhan di tengah ratusan pengunjung yang berkumpul di satu titik dan memberi segenap kesabarannya untuk menyaksikan keindahan Bromo yang rupawan.

Dan ya, saat yang dinanti tiba. Pagi telah menunjukkan wajahnya. Dari ketinggian, saya merasa tengah menyaksikan lautan awan menari-nari di bawah sana. Ya ampun, maklumlah yaa, baru pertama kali. Jadi agak norak gitu. Bodo amat! Ini luar biasa indahnya!


Menatap matahari terbit dari bukit Kingkong | Foto: Efa Butar butar
Menatap matahari terbit dari bukit Kingkong | Foto: Efa Butar butar
Puas menyaksikan matahari pagi yang tak pernah gagal membuat jatuh cinta, kami bergeser sedikit, mencari tahu Bromo yang sesungguhnya.

Tak jauh di belakang kami, itulah dia, lukisan yang selama ini hanya bisa saya nikmati dari foto-fotonya saja. Yang hanya bisa saya lihat di frame-frame baru yang dipajang toko di etalasenya. Gambar yang selama ini saya kira hanya akan saya nikmati dari layar komputer saja.

Mengabadikan diri di Bromo | Foto: G. Manihuruk
Mengabadikan diri di Bromo | Foto: G. Manihuruk
Bromo itu sungguh ada. Benar ada, dan sekarang berada di depan mata saya dengan begitu anggunnya. Entahlah, tidak heran jika pengunjung rela memberikan waktu dan materi untuk berada di tempat ini, semua lelah dan segala yang telah keluar itu sirna sudah. Tergantikan dengan keindahan yang tak akan pernah bisa terlupakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun