“Kalau ditanyakan hurufnya, ya hafal. Tapi jangan tanya syairnya. Enggak juga hafal,” jawabku terus terang kepada Pak Ustaz yang mengajar Alquran dalam sepekan tiga kali.
Pasalnya, pikiran tengah kacau. Ada rasa cemas jika membaca berita dan mendengar dari berbagai media massa. Kasus virus Corona atau COVID-19 terus bertambah. Rasa prihatin dan kesedihan makin menggunung menyusul berita pulangnya Ibunda Joko Widodo, bapak presiden yang kita cintai itu.
Penulis merasa ikut bersedih karena ibunya Jokowi, Sujiatmi Notomiharjo, meninggal dunia pada Rabu (25/3/2020) pukul 16.45 WIB. Ibu Sujiatmi meninggal dunia pada usia 77 tahun di Rumah Sakit Slamet Riyadi, Solo, Jawa Tengah.
Penulis ikut merasakan betapa sedihnya ditinggalkan seorang ibu. Apa lagi jika membayangkan raut wajah Jokowi. Penulis merasa dekat dengan sang presiden ini lantaran pernah ngobrol di tepi jalan kawasan kota Solo kala ada sebuah perhelatan Persaudaraan Haji Indonesia. Kala itu ia masih menjabat sebagai walikota Solo.
Setelah itu bertemu kembali ketika ia sudah menjabat sebagai Presiden RI di Wisma Antara Jakarta.
Kepada Pak Ustaz, kuceritakan bahwa peristiwa tersebut tidak bermaksud sebagai alasan syair yang diminta untuk dihafal tak juga mampu diwujudkan.
“Tapi, ini betul-betul kesedihan mendalam sehingga waktu untuk menghafal syairnya tidak bisa dilaksanakan. Rada kacau perasaannya,” kataku menceritakan kepada pak ustaz di masjid seusai shalat Subuh pada Kamis (26/3/2020).
Lantas, ia dengan bijaksana, mengajak penulis untuk memanjatkan doa dengan membacakan surah Al Fatiha.
Selama bergaung imbauan warga untuk banyak bekerja di rumah, sebagai langkah untuk membendung merebaknya dampak buruk COVID-19, penulis memang sudah bertekad untuk bekerja optimal dan sekaligus mengisi waktu dengan meminta pak ustaz memberikan les privat.
Sayangnya, kegiatan rutin menulis terganggu karena jaringan internet “ngadat” . Berkali-kali petugas Indihome ditelepon, sudah dua hari tak kunjung tiba di kediaman.
“Wuih, seperti anak sekolahan saja. Padahal sudah ‘tuwir’, sudah punya cucu baru belajar ngaji. Pakai les segala,” ujar seorang tetangga yang tertangkap telinga penulis dari kejauhan.