Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Baca Dulu Tabloid BOLA Sebelum Buat Artikel Bola

22 Oktober 2018   02:07 Diperbarui: 22 Oktober 2018   03:10 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Jalan-jalan lah sesekali di sini," kata seorang wartawan.

Nah, kalau sudah ada terlihat seorang wartawan senior di gedung itu maka wartawan baru harus hati-hati. Pasang mata, telinga dan indra keenam. Kalau si senior sudah masuk ke ruang tertentu, maka kita harus ngeloyor, cepat mengejarnya untuk ikut wawancara bersama. Kalau tidak, ya bisa kecolongan berita.

Kecolongan informasi berarti "malapetaka" bagi wartawan saat itu. Sebab, ketika media cetak beredar esok harinya dan media massa sendiri tidak terbit beritanya, maka potensi diri terkena hukuman dari pimpinan sangat besar. Setidaknya, hukuman tertulis dari pimpinan bisa cepat sampai ke tangan wartawan bersangkutan.

Sumohadi Marsis pada kegiatan workshop dan diskusi bola di Jakarta. Foto | Tribune OLahraga
Sumohadi Marsis pada kegiatan workshop dan diskusi bola di Jakarta. Foto | Tribune OLahraga
**

Betul bahwa kehadiran Tabloid BOLA berawal dari animo masyarkat akan bacaan olahraga di Harian Komas. Lantas, pada era 1970 hingga 1980-an, rubrik olahraga satu halaman di harian itu terasa tidak cukup. Manajemen Kompas mencetuskan gagasan media olahraga.

Ignatius Sunito dan Sumohadi Marsis, yang saat itu bekerja sebagai wartawan Kompas bagian olahraga, menjadi pelaksana pembuatan Tabliot Bola atas gagasan Pemimpin Umum Kompas, Jakob Oetama. Lantas, tabloid itu diterbitkan sebagai sisipan Kompas.  


Pada 3 Maret 1984, Tabloid BOLA terbit untuk pertama kali. Edisi pertamanya  setebal 16 halaman, mulai 9 Maret 1984. Selanjutnya, tabloid itu terbit setiap Jumat dengan sisipan Kompas.

Pada tanggal 17 Oktober 2018, manajemen Tabloid BOLA mengumumkan akan menghentikan penerbitannya di akhir Oktober 2018.

Lantas, bagi kita, apa hikmah semua ini. 

Bagi saya, kala masih muda dan menjadi reporter olahraga, awak media dari Tabloid ini menjadi kompetiter terbaik dalam liputan berita. Sering sekali saya tatkala menjadi reporter olahraga di Kantor Berita Antara dimarahi pimpinan. Sebab, pada tulisan tidak disertai latarbelakang yang lengkap. Berbeda dengan Tabloid BOLA.

Untuk mencari kelengkapan berita, saya tak ragu merogoh kocek lebih dalam. Khususnya di cabang olahraga sepakbola. Lama-kelamaan, diri semakin senang dengan liputan bola. Maka, jadilah saya si "gibol" dan sering meliput pertandingan di berbagai tempat, di dalam negeri dan luar negeri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun