Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Etnis Tionghoa sebagai Pembawa Islam dan "Gorengan Politik" [Bagian II]

28 November 2017   05:11 Diperbarui: 28 November 2017   11:05 3120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gedung kantor Hakka di kawasan Batu Ceper, Jakarta. Foto | Dokpri

"Undang-Undang Dasar 45 itu resmi lahir pada tanggal 18 Agustus 1945, dicantumkan bahwa Presiden Indonesia harus orang Indonesia Asli....

Saya sendiri bertanya pada diri saya kadang-kadang. "He Soekarno, opo kowe iki (apa saya ini) benar-benar Asli? mboten sumerep" (tidak tahu) ya, saya dianggap Asli! tapi mungkin saja ada 10%, 5%, 2% darah Tionghoa di dalam darah saya ini..."

Ibu saya orang Bali, katanya orang Bali itu ada darah dari Majapahit. Majapahit itu ada darah dari Hindu keturunan Campa (Sekarang Vietnam, Birma, Laos dan sekitarnya).

Saya tidak mengadakan perbedaan antara Asli dan tidak Asli, Tidak...!!

Tatkala saya masih muda, pacaran dengan gadis Tionhoa, namanya Thiam Nio, She (Marga) nya tidak saya sebutkan, maklum waktu zaman Kolonial. Papanya tidak setuju. "Masa kawin dengan orang Jawa", orang tua saya juga berkata "Masa kawin dengan orang Tionhoa, keturunan Tionghhoa"... Ya tidak jadi kawin, he ... heh .."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun