Pada bulan Ramadhan tema tulisan juga sangat variatif. Banyak tradisi keagamaan bergandengan tradisi lokal yang bisa ditulis. Fenomena mesjid ramai pada awal Ramadhan selanjutnya mulai berkurang, tradisi ngopi setelah taraweh, dan masih banyak aktifitas yang hanya ada pada bulan Ramadhan.Â
Selain itu, saya berharap mampu menulis sesuatu yang tidak aktual namun dapat dijadikan rujukan bagi penulis lainnya. Hal ini tentu membutuhkan latihan menulis tingkat tinggi, saya percaya harapan ini bisa terpenuhi suatu hari nanti.Â
Karenanya Ramadhan akan saya jadikan harapan jangka pendek untuk harapan jangka panjang. Semoga spirit Ramadhan dapat memotivasi bagi saya dan kompasianer lain untuk terus melatih kemampuan menulis, bagi para senior diharapkan terus berkarya sehingga kami yang junior akan meraih manfaat dengan membaca tulisan-tulisan bergizi.
 Seorang pembelajar tetap butuh guru, para senior yang telah lama bermain aksara merupakan guru bagi kami terutama saya yang masih meraba-raba tekhnik menulis yang baik dan benar.
Bulan Ramadhan memang momen yang tepat untuk saling berbagi. Bukan hanya berbagi makanan maupun uang, tulisan yang cakep menurut saya merupakan sedeqah. Menulis sama dengan menuliskan amal baik dan buruk untuk diri sendiri.Â
Harapan saya, dengan adanya program yang dilaksanakan Kompasiana akan bertambah penulis-penulis hebat. Dengan demikian akan menambah motivasi untuk terus melatih kemampuan pada bulan yang penuh rahmat ini.