Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Kenali "Musuh" Utama Para Pelancong

13 Maret 2018   10:09 Diperbarui: 13 Maret 2018   13:04 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: www.harnas.co

Melancong atau travelling memang sebuah hobi yang mengasyikkan sekaligus menegangkan. Mengasyikkan karena bisa menemukan hal-hal baru saat jalan-jalan, menegangkan karena sering mengalami hal-hal di luar dugaan. Terkadang para pelancong atau travellers sering tidak siap menghadapi persoalan di luar dugaan itu ketimbang menikmati pemandangan indah. Oleh karena itu kita perlu mengenali dan mengantisipasi datangnya 'musuh' utama dalam perjalanan yang akan dilalui. "Musuh"utama yang bakalan dihadapi para pelancong antara lain:

1. Cuaca

Cuaca merupakan "musuh" sekaligus teman nomor satu dalam perjalanan. Cuaca cerah tentu menyenangkan karena kita bisa leluasa menikmati perjalanan sekaligus mengambil foto dan berswafoto ria. Namun cuaca buruk bisa menghambat perjalanan kita untuk sampai tujuan. Cuaca mendung apalagi hingga hujan deras, walau membawa mobil pribadi sekalipun tentu sangat mengganggu kenyamanan berkendara, bahkan bisa menunda penerbangan atau keberangkatan kapal. Hasil jepretan kamera pun akan tampak gelap karena kurangnya cahaya alam. 

Foto Sunset Terhalang Awan Mendung (Dokpri)
Foto Sunset Terhalang Awan Mendung (Dokpri)
Demikian pula cuaca yang terlalu panas juga membuat tubuh cepat berkeringat dan lelah. Foto-foto yang dihasilkan juga kurang bagus, kadang terlalu putih karena pantulan cahaya, atau malah sebaliknya terlalu gelap akibat kalah bersaing dengan cahaya matahari. Pengalaman jalan-jalan di Turki waktu musim panas membuktikan itu. Oleh karena itu ada baiknya juga memantau prakiraan cuaca sebelum berangkat untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

2. Scam

Scam atau gangguan penipuan oleh manusia juga menjadi hambatan utama jalan-jalan. Di Ho Chi Minh City, saya dikerjai pengemudi becak yang tiba-tiba meminta tambahan di luar perjanjian yang disepakati. Walau agak sedikit ngedumel, mau tidak mau terpaksa harus saya bayar semua daripada berantem di tengah jalan karena sama-sama tidak mengerti bahasanya. Paling repot kalau harus melayani para pedagang kaki lima yang berebut menawarkan dagangannya, bahkan nyaris baku pukul di antara mereka ketika saya memilih salah satunya, seperti kejadian di India ketika sesama tukang bajaj bertengkar memperebutkan saya.

Di dalam negeri, sudah jamak kejadian para preman rajin memalak wisatawan dengan modus uang keamanan atau menjadi guide dadakan walau sebenarnya tidak butuh-butuh amat. Untuk menghindari scam, sebaiknya bersikap seperti orang yang sudah kenal daerah, jangan terlalu lama bengong, tetap melangkah sambil baca peta walau kemungkinan sedikit nyasar, lalu berhenti di sebuah kedai, pesan kopi atau teh sambil membuka peta kembali.

3. Pembatalan sepihak

Saya baru saja mengalami hal ini ketika sebuah maskapai penerbangan dengan seenaknya memindahkan jadwal penerbangan yang seharusnya ke Malang menjadi Surabaya. Hal ini tentu mengganggu rencana yang telah disusun karena tentu mengurangi waktu eksplorasi akibat harus menambah waktu perjalanan. Untungnya saya dapat maskapai lain dengan tujuan Malang walau harus tertunda dua jam dari jadwal semula.

Pengalaman paling buruk ketika hendak menyeberangi perbatasan Thailand - Malaysia. Tiket yang sudah dipesan online ternyata telah diganti orang lain, dengan alasan agen yang di Penang tidak konfirmasi dengan agen di Hat Yai tempat saya berangkat. Memang uang dikembalikan penuh, tapi di libur panjang angkutan umum penuh semua. Akhirnya saya nekat menyeberangi perbatasan dengan taksi gelap dan selamat hingga sampai ke Changloon sebelum berganti bis ke Penang.

Pemesanan online, terutama angkutan darat dan laut belum sepenuhnya menjamin kepastian berangkat, apalagi saat high season atau malah low season, karena kurangnya penumpang membuat angkutan umum malas untuk narik. Jadi kalau ada keraguan sebaiknya pastikan melalui telepon langsung kepada operatornya, bukan ke agen travel, apakah rute tersebut memang benar berangkat atau ditunda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun