Mohon tunggu...
Diana Lieur
Diana Lieur Mohon Tunggu... Administrasi - Cuma orang biasa

No matter what we breed; "We still are made of greed"

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Mampukah Media Sosial Menebak Nasib Mereka yang Pernah Bersinar di Sekolah?

27 Mei 2017   10:19 Diperbarui: 27 Mei 2017   15:53 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://internetseguraib.net

Memiliki hasrat ingin tahu adalah kodrat sebagai manusia. Bahkan orang paling masabodo sedunia dengan urusan orang lain dan keadaan sekitar juga sebenarnya pasti akan terselip rasa ingin tahunya, walau sedikit rasa ingin tahunya tapi tetap saja itu namanya mau tahu alias kepo. Keingin tahuan seseorang banyak sekali macamnya, misalnya rasa ingin tahu terhadap kegiatan seseorang, kamu dimana ? dengan siapa ? semalam berbuat apa ? nah lho jadi nyanyi hehee, kurang lebih begitu.

Saat sekolah aku pernah berfikir akan kemana dan seperti apakah jadinya aku dan teman-temanku setelah lulus dari sekolah. Kemudian pertanyaan semacam itu kembali terlintas ketika mendengar cerita orang tuaku yang mengahadiri acara reuni akbar sekolahnya,

"Jadi Seperti Apakah Mereka yang Pernah Bersinar di Sekolah ?" 

Sebenarnya dengan adanya media sosial pertanyaan seperti ini bukanlah hal yang sulit untuk dijawab, walaupun telah lulus dari sekolah kita masih bisa terhubung dan mengetahui keadaan teman-teman dimasa sekolah mulai dari teman yang tak banyak dikenal sampai yang paling bersinar disekolah, orang tuaku saja bisa dengan mudah mencari tahu teman-teman sekolahnya melalui media sosial, ya walau hanya sebagian saja.  Menariknya aku sempat menebak-nebak seperti apakah hidup seorang teman sekolahku setelah 5 tahun kedepan, terlebih ketika melihat sebagian aktifitasnya yang dia posting dimedia sosial. Mulai dari kegiatannya dipagi hari sampai menutup mata dimalam hari (tidur maksudnya) bisa dengan mudah aku ketahui. Melihat postingan seorang teman yang penuh cinta menebar kemesraan dengan pacarnya sejak sekolah saja aku sering berfikir bahwa temanku akan segera menebar undangan pernikahan, kenapa ? ya karena makin kesini hubungan mereka makin lengket. Bahkan aku sering menebak - nebak mengenai postingan foto atau video salah seorang temanku yang penuh dengan kobaran kata-kata nasionalismenya dan aksinya saat berorasi demi membela rakyat, wah kemungkinan besar temanku satu ini akan menjadi sosok pejuang yang adil, jujur, bijaksana dan merakyat, Amin. 

Dengan hadirnya media sosial membuat diri seseorang menjadi seperti dukun yang mampu meramalkan nasib beberapa orang, walau sebenarnya ketika media sosial seperti instagram belum ramai dimiliki ketika aku sekolah, aku dan beberapa temanku sudah bisa menebak-nebak nasib teman sekolah yang bersinar atau sangat terkenal dilingkungan sekolah, baik itu terkenal karena prestasi, paras cantik dan rupawan atau status sosial keluarga mereka. Misalnya teman yang memiliki prestasi segudang maka sudah bisa ditebak bahwa kelak dia akan sukses berkat kecerdasan yang dimilikinya, begitu juga teman yang namanya bersinar disekolah karena status sosial keluarganya, wah sudah pasti segala urusan menyangkut masa depannya akan dipermudah. Dengan melihat keadaan saat itu saja aku dan temanku sudah bisa berlagak seperti dukun wah apalagi jaman sekarang dimana semua kehidupan seseorang yang jauh entah dimana dapat dengan mudah kita ketahui melalui media sosial, jangankan kegiatan seperti liburan keluar kota atau luar negri bahkan untuk kelompok sosialita elitnya atau dengan kalangan seperti apa teman sekolah kita bergaul saja bisa dengan mudah diketahui (dengan catatan kalau mereka memang mempublishnya di media sosial ya hehee). Jujur saja, rasa ingin tahu terhadap keadaan teman-teman yang pernah bersinar disekolah  pasti pernah ada dipikiran beberapa orang termasuk aku, terlebih bila dilihat dari hitungan tahun maka beberapa teman yang seangkatan denganku masih sibuk-sibuknya dengan urusan pendidikan di universitas jadi hal-hal semacam pekerjaan, jodoh dan sesuatu yang menyangkut nasib masih menjadi sebuah pertanyaan yang membuat penasaran dan media sosial memberikan gambaran tentang seperti apa kelak nasib seseorang.

Namun baru-baru kemarin aku membaca sebuah artikel dengan judul "(Catatan Tepi) Paradoks di Sekitar Kita" yang ditulis oleh Pak Aryadi Noersaid seorang kompasianer senior yang membuat diri ini menjadi bertanya-tanya tentang "Mampukah media sosial menebak nasib mereka yang pernah bersinar disekolah ?" karena dalam tulisannya beliau memberikan penjelasan tentang Paradoks di dunia ini yang kurang lebih seperti ini tulisannya :

Jangan lupakan Paradoks di dunia ini. Seseorang yang bekerja sepenuh hati bisa masuk penjara hanya karena kesalahan mulutnya. Seseorang yang tak punya penghasilan besar bisa memiliki segala hal dan mendapatkan penghormatan di lingkungannya. Seseorang yang sudah rela tak merokok, berlari pagi setiap hari, menjaga tubuhnya setiap waktu harus gagal menggapai cita-cita karena tanggalnya dua buah gigi sedangkan teman saya yang masuk dalam Akademi Militer dan sekarang menjadi perwira menengah selama yang saya ketahui tak pernah begitu serius menyiapkan diri secara fisik dan mental dan ternyata diterima ketika melalu ujian-ujian beraneka macam.

Dari tulisan tersebut malah menimbulkan pertanyaan baru tentang paradoks dalam kehidupan ini. Mungkinkah teman yang berorasi mati-matian demi membela rakyat akan menjadi seorang yang duduk dibangku pemerintahan sebagai wakil rakyat ? atau mungkinkah setelah menjadi wakil rakyat dia bisa dengan bijak menggunakan kekuasaan demi membela rakyat seperti postingan orasinya ketika dulu ? atau pertanyaan paling sederhana adalah sejauh manakah seseorang mampu memposting tentang kegiatan liburannya dimedia sosial ? dan sampai manakah kelompok sosialita elitnya bertahan dan mampu menerima satu sama lain tanpa syarat ? heeemm. Entah bagaimana, sepertinya aku mulai ragu dengan tebak-tebakanku tetang nasib ketika melihat postingan beberapa teman dimedia sosial. Jadi tak salah apabila ada kutipan bahwa "Tak ada yang tetap di dunia ini kecuali perubahan" (aku kurang tau siapa pemilik kutipan tersebut) . Oh ya, tulisan ini dibuat tanpa maksud menyinggung atau menyakiti seseorang yaaa dan aku ucapkan selamat ibadah puasa bagi teman-teman yang menjalankannya, Salam.

Diana.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun