Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Fresh Graduate Banyak Diburu "Start Up" Berbasis Teknologi

28 April 2019   12:07 Diperbarui: 28 April 2019   12:07 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Milenial lebih suka bekerja di start up? (Dok. Pixabay)

Hari itu merupakan perayaan wisuda yang diadakan oleh fakultas. Di sekitar pintu masuk ada banyak karangan bunga dan juga banner lowongan pekerjaan. Sebagian besar dari karangan bunga dan banner itu berasal dari perusahaan 'start up' berbasis teknologi. Wah mereka cerdik mengambil momen tersebut untuk berburu SDM baru yang masih fresh. 

Kini perusahaan 'start up' sudah tak merasa minder untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar. Dengan semakin banyaknya aplikasi berbasis android dan peluang ke depan yang masih cerah, mereka optimis akan banyak generasi milenial yang tertarik untuk bekerja di sana. 

Tak heran jika belakangan ini ada banyak perusahaan 'start up' yang ikut membuka stan pada saat bursa karir, baik yang diadakan di tingkat universitas maupun yang diadakan di fakultas-fakultas. Oleh karena aku bekerja di fakultas ilmu komputer, maka kuperhatikan hampir sebagian besar yang membuka stan lowongan pekerjaan adalah 'start up' berbasis teknologi seperti Tokopedia, Shopee, Bukalapak, dan sebagainya. 

Tak hanya di bursa karir, mereka juga menarik minat calon wisudawan dan mahasiswa dengan juga menggelar stan pada saat diadakan seminar atau workshop atau juga ikut mengisi workshop tersebut. Ada banyak calon wisudawan yang mengikuti magang di tempat mereka. Setelah lulus mereka bisa langsung bekerja di sana atau jika pun keluar maka akan mendapatkan pengalaman. 

Tokopedia juga sering mengisi seminar di kampus (dokpri)
Tokopedia juga sering mengisi seminar di kampus (dokpri)


'Start up' senior seperti Tokopedia dan Bukalapak pun mulai bekerja sama dengan pihak kampus untuk melakukan riset kolaborasi. Ini merupakan 'win-win solution', pihak kampus akan mendapatkan dana dan fasilitas untuk melakukan riset dari mereka, mereka juga mendapatkan hasil dari riset tersebut untuk meningkatkan performa atau menciptakan peluang model bisnis baru. 

Ide Dihargai, Lebih Santai,  dan Kolaboratif

Perusahaan 'start up' merupakan perusahaan rintisan. Mereka biasanya baru berjalan kurang dari tiga tahun dan memiliki jumlah SDM yang terbatas. Ada banyak perusahaan 'start up' di Indonesia. Yang sebenarnya sudah bisa disebut perusahaan besar di antaranya  Tokopedia, Bukalapak, dan Traveloka. Yang masih baru jenius usahanya banyak. Ada yang fokus di usaha simpan pinjam, jual beli emas, makanan, hiburan, TI,dan sebagainya.

Aku pernah mengobrol dengan calon wisudawan. Mereka tertarik bekerja di 'start up' karena budaya bekerjanya yang dinilai lebih santai serta gaji yang lumayan besar. Mereka kurang suka bekerja dengan baju dan sepatu formal serta jam kerja yang saklek. 

Ya aku melihat ada banyak perusahaan 'start up' yang tidak masalah ketika karyawannya mengenakan celana denim dan kaus berkerah serta sneaker. Mereka lebih mengutamakan ide, performa, dan output pekerjaan. 

Start up biasanya fokus di pengembangan bisnis. Mereka ingin mengubah atau menciptakan model bisnis baru yang menarik dan mendatangkan uang (dok. Pixabay)
Start up biasanya fokus di pengembangan bisnis. Mereka ingin mengubah atau menciptakan model bisnis baru yang menarik dan mendatangkan uang (dok. Pixabay)

Jam dan tempat kerja yang saklek juga dianggap hal yang tak menyenangkan bagi kalangan milenial. Mereka lebih suka tempat yang tak terlalu formal seperti working space dan bekerja kapan saja. 

Aku tak tahu apakah masalah jam kerja ini memang lebih fleksibel di sana. Kalau untuk pekerja TI yang selama ini kulihat dari pengalamanku dan teman-temanku memang sulit jika dibatasi oleh waktu. Aku melihat ada banyak jenis manusia 'kalong" di ranah TI. Mereka lebih suka datang siang hari tapi kemudian betah bekerja di kantor hingga kadang-kadang baru pukul 21.00 atau hingga tengah malam mereka baru pulang. 

Bekerja di dunia 'start up' juga dianggap lebih menghargai ide, bisa bekerja secara kolaboratif dan relatif setara. Oleh karena usianya relatif masih muda, berkisar 35 tahun ke bawah maka suasana lebih cair. Tidak ada yang merasa jauh lebih senior dan ingin dihormati, sehingga gap antara senior dan junior tidak seperti yang dijumpai di lingkungan pekerjaan seperti PNS. 

Kami di sini sih bekerjanya seperti bermain. Suasananya santai,yang penting kami produktif dan menghasilkan output, ujar salah satu penjaga stan yang bekerja di sebuah 'start up' beken. 

Meskipun bekerja di sebuah 'start up' terasa menyenangkan namun ada juga yang menganggap bekerja di sana memiliki unsur ketidakpastian. Kalau yang masih muda sih tak apa-apalah mencari pengalaman sebanyak mungkin, ujar kawanku yang kenyang pindah-pindah pekerjaan. Tapi dengan ketatnya persaingan bisnis bisa jadi 'start up' tempat kita bekerja bangkrut dan muncul 'start up' baru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun