Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Balap Artikel Utama

Karel Abraham dan Privilese karena Uang

25 November 2019   16:55 Diperbarui: 25 November 2019   20:27 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karel Abraham hanya pernah naik podium dua kali di kelas Moto2, namun mampu naik kelas ke MotoGP. (Lazone.id)

Terdepaknya Karel di Avintia, membuat dirinya sudah dapat dipastikan absen di MotoGP 2020. Namun, keputusannya tergolong mengejutkan. Karena, dia memilih untuk pensiun. Pensiunnya Karel dan kosongnya satu kursi di Avintia membuat peluang Johann Zarco untuk merapat terbuka lebar.

Bahkan, Zarco disebut-sebut sebagai faktor yang membuat Karel didepak dari timnya dan tim tersebut ingin menerima pembalap asal Prancis itu. Lalu, apakah hegemoni dari privilege juga dapat berakhir?

Seperti yang pernah diulas di Mojok.co (tautan ada di akhir artikel), bahwa privilege juga dapat kita miliki dan dia dapat datang kapan saja. Karena privilege ini memiliki banyak pertimbangan. Pertama, bisa karena latar belakang orangtua kita. Kedua, kita memiliki uang. Ketiga, kita memiliki relasi di lingkaran tersebut. Keempat, kita memang memiliki kualitas.

Ketika kita memiliki salah satu maupun hampir semuanya, maka privilege akan datang ke diri kita. Privilege juga dapat diminta maupun dihapuskan (memiliki masa akhir). Sesuai dengan keadaan di waktu tersebut. Termasuk pada MotoGP dan Karel Abraham.

Privilege yang dimiliki Karel Abraham bisa saja dianggap pihak tim dan Dorna -yang dikabarkan ikut turun tangan- sudah berakhir. Posisinya harus dapat digantikan oleh pembalap lain yang lebih segar dan masih haus akan persaingan di lintasan. Jawabannya pun mengarah pada Johann Zarco.

Pembalap inilah yang kemudian memiliki privilege. Memang tidak sepenuhnya disebabkan oleh kekayaan seperti yang ada pada Karel Abraham. Zarco lebih berupaya menawarkan kualitas. Menjuarai Moto2 dua kali dan pernah menyabet rookie of the year bersama Tech 3 Yamaha bukanlah pencapaian sembarangan.

Francesco Bagnaia, Andrea Iannone, dan pembalap lainnya saja kesulitan untuk melakukan hal yang sama. Sehingga, tidak begitu mengherankan jika Avintia dan Dorna berani menyingkirkan Karel Abrahan yang sebenarnya sudah "berkontribusi" ke MotoGP dan itu demi bertahannya Zarco di kelas tertinggi.

Johann Zarco sempat menjajal motor LCR dengan menggantikan Nakagami yang absen pasca operasi. (Beritabalap.com)
Johann Zarco sempat menjajal motor LCR dengan menggantikan Nakagami yang absen pasca operasi. (Beritabalap.com)
Keberadaan Zarco saat ini memang sudah sulit untuk diperhitungkan. Apalagi ketika dirinya tidak mampu beradaptasi dengan tim pabrikan KTM dan tak memiliki peluang mengisi kursi di Honda (Repsol dan LCR). Maka satu-satunya cara adalah menjajal motor Ducati dan itu adalah bersama Avintia.

Lalu, apakah kualitas Zarco akan dapat berbicara lagi di MotoGP 2020? Kita lihat saja nanti. Karena, yang terpenting adalah kita melihat MotoGP 2020 tidak lagi diisi oleh dua pembalap yang memiliki privilege karena uang. Terbukanya Avintia dan kemungkinan masuknya Zarco ke tim tersebut akan membuat MotoGP masih terlihat dapat menyajikan kualitas di lintasan, dan itulah yang sebenarnya dicari.

Harapannya, Zarco kembali "berulah" dengan keberaniannya mengeksplorasi motor hibah seperti di musim pertamanya di MotoGP saat itu. Yaitu, memaksimalkan kapasitas spesifikasi motor satelit Yamaha. Siapa tahu, bersama motor hibahan dari Ducati, Zarco juga dapat kembali mengeksplorasi kecepatannya dan memberikan kejutan ke para penikmat MotoGP. Semoga!

Malang, 25 November 2019
Deddy Husein S.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Balap Selengkapnya
Lihat Balap Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun