Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Arsenal Nyaris Kalah, Unai Emery Masih Aman?

24 November 2019   12:00 Diperbarui: 24 November 2019   12:32 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasca laga Arsenal vs Southampton (23/11) di Emirates Stadium, London. (Paininthearsenal.com)


Seburuk-buruknya performa Arsenal di laga tandang, setidaknya mereka masih bisa bermain garang ketika di Emirates Stadium. Namun, situasi ini sepertinya mulai tak berlaku lagi, khususnya di laga tadi malam (23/11). Menjamu salah satu klub yang berada di zona degradasi, tak memberikan jaminan bahwa Arsenal akan menang mudah.

The Gunners bahkan tertinggal dua kali dan dua kali pula mereka berupaya untuk tak kalah, baik di babak pertama maupun babak kedua. Beruntung, Arsenal masih mampu memperoleh satu poin dan itu adalah keniscayaan di laga ini. Ironis!

Statistik laga Arsenal vs Southampton (23/11). (Dokpri/tangkapan layar/Google search Arsenal vs Southampton)
Statistik laga Arsenal vs Southampton (23/11). (Dokpri/tangkapan layar/Google search Arsenal vs Southampton)
Jika melihat secara statistik, kita semakin dibukakan fakta betapa buruknya performa Arsenal di laga tersebut. Mereka hanya mampu menguasai bola dan unggul pass accuracy namun hanya melepaskan 12 attempts yang 5 diantaranya adalah on target. Situasi ini berbeda dengan tim tamu yang mampu melepaskan 21 shots!

Bagaimana bisa tim tamu dapat meraih banyak peluang jika bukan karena tim tuan rumah kewalahan menghadapi skema permainan lawan. Bahkan jumlah kartu kuning Arsenal juga banyak dan ini mengindikasikan bahwa pola bertahan Arsenal cenderung ceroboh. Kecerobohan itu semakin meningkatkan keberanian Southampton untuk membangun kreasi ke pertahanan Arsenal.

Dari permainan Arsenal yang sedemikian rupa, muncul satu pertanyaan. Apakah nasib Unai Emery akan seperti Maurichio Pochettino?

Di masa Emery, Arsenal dapat merekrut pemain incaran seperti Kieran Tierney. (Metro.co.uk/Gettyimages)
Di masa Emery, Arsenal dapat merekrut pemain incaran seperti Kieran Tierney. (Metro.co.uk/Gettyimages)
Apabila merujuk pada kabar dari pihak petinggi Arsenal dan tak berubah pikiran, peluang bertahannya Emery di Arsenal masih terbuka. Namun, jika melihat situasi terkini dan ini sebenarnya berada di momen pasca jeda internasional, maka ada indikasi bahwa Arsenal akan terus bermain dengan cara yang sama.


Permainan yang semakin tidak menggaransikan kemenangan itu pada akhirnya dapat membuat Arsenal semakin menjauhi papan atas. Situasi yang berbanding terbalik dengan apa yang terjadi pada rival-rivalnya. Sebut saja Chelsea dan Tottenham Hotspur.

Meski bersama pelatih baru di awal musim 2019 ini, The Blues sudah semakin garang dan menjadi salah satu pesaing Liverpool untuk juara Premier League. Begitu pula dengan Spurs yang ada indikasi kebangkitan bersama pelatih baru, Jose Mourinho.

Memang, Mou dan Spurs baru menjalani satu pertandingan. Namun dengan hasil kemenangan di kandang lawan dan derbi London -vs West Ham (2-3), akan ada optimisme di publik tetangga dekat Arsenal itu. Hanya terpaut satu poin, maka tidak ada kemustahilan bagi Mourinho untuk membawa Spurs menyalip posisi Arsenal.

Situasi ini jelas berbahaya. Namun, apakah ini akan ada respon dari Arsenal? Apakah Arsenal berani melakukan perubahan? Perubahan apa yang akan diambil? Memecat Emery atau menyingkirkan pemain-pemain yang sudah tidak percaya dengan kapasitas Emery?

Dua pilihan itulah yang harus dilakukan Arsenal meski dengan berat hati. Memecat Emery berarti harus mencari pelatih lain yang seharusnya lebih bagus dari Emery, dan itu bukanlah pekerjaan mudah. Sedangkan pilihan kedua juga semakin tidak mudah. Karena, mereka harus menyiapkan pula banyak dana untuk mencari pengganti pemain-pemain itu.

Jika merunut pada gejolak-gejolak yang terjadi pada pemain Arsenal, maka nama-nama ini yang paling besar peluangnya untuk hengkang dari Emirates Stadium. Mesut Ozil, Granit Xhaka, dan Lucas Torreira.

Kehilangan Mesut Ozil, berarti Arsenal harus mampu menghadirkan playmaker jempolan yang dapat memanjakan duet Pierre-Emerick Aubameyang dan Alexandre Lacazette di depan. Situasi ini bisa dikatakan berat. Karena, tidak banyak pemain kreatif yang membuka diri untuk dapat direkrut di bursa transfer musim dingin.

Granit Xhaka juga diisukan hengkang dari Arsenal, karena dia terlibat disharmonisasi dengan pendukung Arsenal. Meski, dirinya adalah kapten tim, namun polemik antara dirinya dengan suporter membuat Emery mulai kesulitan untuk mempertahankannya di Arsenal. Apalagi pemain timnas Swiss itu diisukan sedang diperebutkan oleh duo Milan.

Terakhir adalah Torreira. Pemain asal Uruguay itu disebut-sebut sedang tidak mampu tampil lepas bersama Arsenal seperti musim lalu. Apalagi pasca Piala Dunia 2018, dia diisukan akan kembali ke Serie A. Selain karena faktor personality, faktor taktik dan peran yang diberikan oleh pelatih juga disebut-sebut sebagai pertimbangan bagi Torreira untuk hengkang dari Arsenal.

Sebenarnya ada isu-isu yang menerpa pemain-pemain Arsenal, seperti duet penyerang maut Aubameyang-Lacazette. Keduanya diisukan sedang diincar oleh klub-klub besar. Salah satunya adalah Barcelona. Namun, situasi ini dapat ditahan Arsenal jika mereka dapat menghasilkan suatu hal yang baru dan itu adalah pelatih baru.

Optimisme sangat perlu dibangun ulang oleh Arsenal dan itu kemungkinan besar hanya mampu dilakukan oleh pelatih baru, dewasa ini. Karena, dengan tren kompetisi masa kini dan (terlihat) masih adanya kesulitan bagi Emery untuk meyakinkan para pemainnya, maka Arsenal harus berani mempertimbangkan diri untuk berganti pelatih.

Memang, ini adalah langkah sulit bagi Arsenal. Selain karena kebersamaan Arsenal dengan Emery baru terjalin dua tahunan, juga karena Arsenal mulai kehilangan target yang jelas. Awalnya di musim lalu, Arsenal terindikasikan telah memprioritaskan (gelar) Liga Eropa. Namun, kegagalan merengkuh trofi itu dapat berimbas ke musim ini ketika mereka tak kunjung tampil apik hingga paruh musim akan berakhir.

Bayang-bayang kegagalan itu dapat menjadi potensi bagi para pemain Arsenal dan publik untuk memandang Emery tidak mampu memimpin Arsenal. Artinya, Unai Emery tak lebih baik dari Arsene Wenger. Keduanya sama-sama tidak mampu mengentaskan Arsenal dari kompetisi Liga Eropa yang dalam tiga musim terakhir menjadi kompetisi wajib Arsenal di pentas Eropa.

Padahal, Arsenal biasanya maksimal mampu berkompetisi di Liga Champions meski mereka tidak pernah menjadi perhitungan sebagai tim besar pemburu gelar juara. Namun, dalam tiga musim ini Arsenal justru seperti tidak mampu bersaing di semua kompetisi, baik domestik maupun di Eropa.

Memang, mereka mampu mengakhiri tiga musim berada di jalur pacu perebutan gelar di Liga Eropa. Namun, ketika mereka gagal merengkuh trofinya, maka kapasitas mereka dipertanyakan. Artinya, baik Arsenal (secara keseluruhan) dan Emery (secara khusus) tetap dinilai kalah bersaing dengan rival-rivalnya termasuk musim ini.

Jika musim lalu Arsenal kalah dengan Chelsea di final Liga Eropa yang sebenarnya juga mempertemukan dua pelatih baru. Maka, kali ini Arsenal diprediksi semakin sulit untuk menyaingi rival-rivalnya. Karena, mereka akan menghadapi gejolak-gejolak optimisme di tim-tim yang khususnya sedang mengalami perubahan pelatih.

Jika di level domestik mereka akan kembali bertemu dengan pelatih yang sangat sulit ditaklukkan, Mourinho. Maka, di level Eropa mereka akan bertemu dengan klub-klub yang berusaha mati-matian untuk menjegal dominasi Emery di Liga Eropa.

Apabila Sarri bisa melakukannya bersama Chelsea di musim lalu dengan banyaknya situasi yang tidak kondusif di internal, maka klub-klub yang lebih harmonis akan memiliki peluang besar untuk mengalahkan Arsenal. Lalu, apakah ini artinya Arsenal harus mendorong Emery hengkang?

Seharusnya tidak, jika mereka masih menyimpan misi yang pasti -meski harus mengorbankan banyak hal. Namun, harus dilakukan jika mereka sudah tidak memiliki misi yang jelas, baik bersama Emery maupun dengan pemain-pemain Arsenal yang semakin kurang jelas dalam bermain di lapangan.

Malang, 24 November 2019
Deddy Husein S.

Referensi:

Hit.com, Gilabola.com, Paininthearsenal.com, Metro.co.uk, Bola.com 1, Bola.com 2, Goal.com, Bola.com 3.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun