Mohon tunggu...
Dan Jr
Dan Jr Mohon Tunggu... Lainnya - None

私の人生で虹にならないでください、私は黒が好きです

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

4 Jenazah Tak Utuh

6 April 2017   12:01 Diperbarui: 6 April 2017   12:04 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Rumah itu berada didaerah elit kota Medan, cukup besar untuk dihuni hanya oleh empat orang dewasa, ditambah satu bayi yang diperkirakan baru lahir dua bulan sebelum kejadian yang mengguncang media. Puluhan wartawan menyemut, seperti baru saja mendapatkan tumpukan gula manis setelah berpuasa seabad lamanya. Tiga ambulan juga sudah bersiap menerima jenazah yang akan dikeluarkan dari dalam rumah bercat putih gading, dengan dua tiang yang kokoh.

Aditya sedang menikmati waktunya bersama wartawan ketika dipanggil sang komandan untuk kembali ke tempat kejadian perkara. Pria berusia tiga puluh enam tahun, dengan kumis tipis serta badan tegap yang tidak dipaksakan itu menurut dengan kecewa. Dia tidak mau berada didalam ruangan itu, dan dia tahu tidak ada orang yang ingin melihat apa yang terjadi didalam. Kalaupun mata terpaksa memandang juga, sudah pasti hidung dan mulut tak kuasa menahan mual dan muntah.

“Satu lagi…” kata seorang perwira muda, ketika Aditya sampai di ruang makan, tempat potongan tubuh berserakan. “seorang bayi!” lanjut perwira itu.

“Dikubur disana” kata sang komandan, menunjuk pada tumpukan jeroan manusia yang ada diatas meja, seolah – olah adalah hidangan utama jamuan kematian itu.

“kita kehilangan sesuatu” seorang penyidik lain, tergopoh menghadap Aditya dan komandan dalam penyelidikan kasus kematian tersebut. Penyidik dengan jas putih itu, dilengkapi sarung tangan transparan tidak bisa menyembunyikan rasa ngeri yang merasuki pikirannya.

“Apa?”

“Kita kehilangan kelamin pria ini” dia menunjuk pada satu mayat pria, bertubuh yang nyaris sama atletisnya dengan aditya. Mayat yang duduk dihadapan mayat pria lain, seperti mereka sedang bercengkrama menceritakan sesuatu. “tidak ada dimana – mana”

“kesimpulan awal… dok?” kata komandan, tidak mau ambil pusing dengan alat vital salah satu korbannya.

“siapapun pelakunya, dia adalah seorang ahli bedah professional”

Tidak ada yang meragukan kesimpulan penyidik dari kedokteran itu, bahkan seandainya dia tidak berucap semua yang menyaksikan pasti akan berkata sama.

Tiga jam sebelumnya, kepolisian masih belum melakukan apel pagi ketika sebuah telepon datang mengabarkan penemuan empat mayat orang dewasa didalam satu rumah. Pelapor adalah tetangga rumah tersebut, yang mengaku sejak tiga hari belakangan mencium bau tidak sedap dari tempat kejadian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun