Mohon tunggu...
Ignasia Kijm
Ignasia Kijm Mohon Tunggu... Wiraswasta - Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

Senang mempelajari banyak hal. Hobi membaca. Saat ini sedang mengasah kemampuan menulis dan berbisnis.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Hidup Lebih Sehat dan Berkualitas dengan Operasi Bariatrik

26 Agustus 2017   08:23 Diperbarui: 26 Agustus 2017   08:47 1287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dr. Handy Wing Sp. B, FBMS, FINACS, FICS dari Omni Hospitals Alam Sutera. (foto dokumentasi pribadi)

Dibandingkan pola penurunan berat badan seperti diet, diet dan olahraga, obat-obatan atau akupunktur, efek operasi bariatrik bertahan dalam jangka panjang. Hal itu dilatari anatomi lambung yang diubah. Kecil kemungkinan berat badan menjadi naik turun atau kurang memuaskan. Penurunan berat badan pada operasi bariatrik itu paling tinggi. Kekurangannya adalah harus menjalani operasi. 

Efek sampingnya, kapasitas lambung yang kecil otomatis membuat porsi makan menjadi kecil. Bila makanan yang dikonsumsi melebihi kapasitas lambung akan dimuntahkan. Pasalnya lambung tidak mampu memuatnya. Porsi makan kecil dengan kandungan gizi yang kurang dibandingkan porsi makan normal membuat orang itu  harus dibantu suplemen.

Metode sleeve bertahan satu sampai dua tahun. Masa penurunan berat badan biasanya satu sampai dua tahun kemudian stabil sehingga selama itu harus dilakukan pencegahan kekurangan kalsium dan vitamin. Berbeda dengan metode bypass yang bertahan seumur hidup. Terkait tingkat keamanan, dr. Handy menyampaikan saat ini operasi sedemikian canggih dengan laparoskopi. Operasi dilakukan dengan sayatan kecil atau minimal invasif. Lubang dibuat kecil, setengah sampai satu cm, hanya 3-4 lubang. Lukanya tidak sebesar luka operasi caesar yakni 15 cm. "Sayatan kecil itu mengakibatkan nyeri yang tidak terlalu hebat sehingga pasien aman, lekas pulih. Kami usahakan pasien tidak berlama-lama di rumah sakit, mungkin dua hari sudah pulang. Semakin cepat beraktivitas, risiko komplikasi semakin minimal," tutur dr. Handy yang telah mengikuti Clinical Fellowship in Laparosocopic Bariatrik and Metabolic Surgery di Taiwan.

Alat Bantu

Tingkat keamanan yang cukup tinggi ditunjukkan dengan teknologi stapler saat memotong lambung dan alat titanium untuk merekatkan lambung. Dengan demikian mencegah kebocoran. Selain itu operasi bariatrik dikerjakan oleh tim yang terdiri dari dokter, ahli gizi, dan konselor. Sebelum menjalani operasi bariatrik, jantung dan paru-paru harus dipersiapkan sehat karena risiko saat pembiusan tetap ada.

Pasien juga harus mengerti bahwa operasi ini adalah alat bantu, tool. Jadi bukan magic, sekarang operasi besoknya kurus. Kesuksesan operasi bariatrik adalah konsisten mengubah lifestyle. Jika setelah operasi asupan makanan masih asal-asalan atau tidak mau berolahraga tentunya hasil yang diperoleh tidak maksimal. Syarat menjalani bariatrik surgery adalah tidak ada kelainan jantung atau gagal jantung yang berisiko pada pembiusan, gangguan depresi atau kejiwaan, atau stress. Stress yang berakhir dengan makan membuat operasi  berakibat fatal. "Harus berkomitmen menjalani pola hidup sehat," tutur dr. Handy.

Operasi bariatrik dilarang untuk perempuan yang mau hamil. Dianjurkan 1-2 tahun setelah operasi tidak boleh hamil sebab pada 1-2 tahun itu penurunan berat badan sangat cepat. Konsumsi makanan yang masih sangat sedikit berisiko menghasilkan bayi yang kurang gizi. Berbeda halnya dengan perempuan yang hamil setelah dua tahun operasi karena berat badan sudah stabil.

Tidak seperti di negara lain, operasi bariatrik masih dianggap baru. Di Amerika atau Singapura operasi ini sudah populer. Persepsi masyarakat masih belum baik. Mereka berpandangan, 'mengapa mau menurunkan berat badan saja harus operasi'. Menurut dr. Handy, kata itu saja sudah stigma, menimbulkan ketakutan sehingga kurang populer. Padahal luka bekas operasi hanya titik-titik, hampir tidak terlihat.

Dr. Handy menyampaikan, dianjurkan usia pasien yang akan menjalani operasi bariatrik itu melewati masa pubertas, masa pertumbuhan yaitu di atas 18 tahun sampai lebih dari 60 tahun. Catatannya adalah jantung dan paru-paru sehat. Pengecualian pada kondisi ekstrim seperti yang dialami Arya Permana yang berusia 11 tahun. Obesitas yang sangat ekstrim pada dirinya mengakibatkan gangguan pernapasan, sakit pada sendi, hingga sulit bangun. Jika tidak segera ditangani bisa meninggal sewaktu-waktu. Berat badan anak seusianya itu seharusnya 40-50 kg sementara berat badan Arya hampir 190 kg. Dengan kata lain berat badannya enam kali lipat dari anak seusianya. Metode diet dan olahraga belum membawa hasil maksimal. "Bariatrik surgery adalah opsi yang lebih baik untuk menyelamatkan nyawanya," tutur dr. Handy.

Perkembangan Arya pasca menjalani operasi bariatrik di Omni Hospitals Alam Sutera cukup bagus. Dalam dua bulan berat badannya sudah turun 26 kg. Namun butuh proses lanjutan. Arya menjalani operasi bariatrik dengan metode sleeve dengan pertimbangan usia yang masih dalam masa pertumbuhan. Jika ia menjalani metode bypass, dikhawatirkan efek sampingnya. Menurut dr. Handy, kalau di kemudian hari hasil yang diperoleh tidak maksimal mungkin ditawarkan metode bypass. Tentunya menunggu Arya dewasa. "Bariatrik surgery di kasus-kasus tertentu bisa ada operasi lanjutan kalau penurunan berat badannya tidak signifikan," kata dr. Handy yang mengikuti Clinical Fellowship in Minimal Access, Metabolic and Bariatrik Surgery di India.

Preventif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun