Mohon tunggu...
Christie Damayanti
Christie Damayanti Mohon Tunggu... Arsitek - Just a survivor

Just a stroke survivor : stroke dan cancer survivor, architect, 'urban and city planner', author, traveller, motivator, philatelist, also as Jesus's belonging. http://christiesuharto.com http://www.youtube.com/christievalentino http://charity.christiesuharto.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Buntut" Typhoon Krosa, Sungguh Terasa di Tokyo dan Chiba

10 September 2019   10:54 Diperbarui: 10 September 2019   11:04 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By Christie Damayanti

                                                                                                                                 

Di Odaiba Tokyo, ketika disana aku mengamati mendung tebal dari arah depanku, perlahan menuju aku duduk di kursi roda ajaibku. Dan, tidak lama kemudian, hujan besar pun turun, sesuai dengan prediksi per-jam saat itu. Juga, angin besar pun terus berhembus ......

Summer di Jepang tahun 2019 ini, ternyata membuahkan sedikit deg2an, karena badai Krosa yang melanda Jepang bagian barat, wilayah Kansai. Memang, terlihat Tokyo tidak "berat" dirasakan secara forecast, tetapi, ketika aku disana selama 2 minggu, dimana badai Krosa melanda di wilayah Kansai, "ekor" dn ibasny pun, aku merasakannya ......

Pemerintah Jepang sudah memperingkatkannya sejak jauh2 hari pada negeri gempa itu, bahkan beberapa hari sebelum aku berangkat, lewat informasi2 dari anakku, yang tinggal disana. Dan, ketika rencana perjalananku ke wilayah Kansai, yang sudah aku siapkan sejak sebulan sebelumnya, terpaksa di susun ulang, dan beberapa tujuan wisataku kubatalkan!

Yah, mau diapakan? 

'Badai Krosa membuat rencana liburanku dan kehidupan warga Jepang pun, sedikit terhambat ......

Temanku yang akan kudatangi di Kobe dan Nagoyu pun, wanti2 memperingatkan ku,

"Jangan kesini dulu, ada badai besar, angin typhoon"

Dan, aku memang harus mengurungkan diriku dulu untuk tidak kesana ......

Badai angin typhoon Krosa itu sudah banyak "memakan korban". Potensi hujan besar, tanah longsor atau banjir di selurh wilayah pantai Pasific ngeri gempa itu.

Operator penerbangan dan operator kereta api membatalkan atau mengurangi layanan di wilayah dekat jalur badai, pasti mengganggu jutaan wisatawan dunia. Badan Meteorologi Jepang mengatakan, Typhoon Krosa itu sebenarnya, melaju HANYA dengan kecepatan sepeda saja, tetapi tetap bisa menumpahkan ribuan millimeter hujan lebat!

Berita2 itu membuat aku agak ngerti, awalnya, dan semakin ngeri dengan berita2 buruk tentang badai yang melanda Jepang. Dan, aku bersiap hanya tinggal di rumah saja, tanpa berani "melawan" badai, walau Tokyo srta wilayah Kanto (Jepang bagian Timur), bukan tujuan badai Krosa ......

***

Hari pertama dan hari kedua tanggal 9 dan 10 Agustus 2019 lalu, aku masih berani untuk keliling Tokyo, sesuai dengagn rencana perjalananku. Mencari pernak pernik untuk Pameran Jepangku, terutama materi2 benda2 Filateli ku, untuk kelengkapannya, di Tokyo SkyTree Postal Museum.

Pagi hari, ketika Typhoon Krosa bergerak menuju wilayah Kansai, aku merasakanya, dengan angin besar sampai berbunyi di Tokyo.

Ketika aku berjalan pun, aku merasakan angin besar itu bisa menerbangkanku, apalagi dengan keadaan tubuhku yang tidak seperti yang lain. Keluar pinti apartemen, angin menyambutku. Aku harus sangat berhati2 untuk turun ke lantai dasar.

Angin besar itu, tidak terus menerus. Ketika sebentar berhenti, aku meneruskan langkaku. Ketika angin berdesai keras lagi, aku harus cepat2 berpegangan untuk bisa bertahan. Hatiku deg2an, dan aku terus minta kekuatan dari Tuhan ......

Angin itu benar2 besar, sampai berbunyi keras. Cukup mengerikan.

Waktu aku duduk di atas kursi roda ajaibku yang beratnya total 50 kg (dan aku juga 50 kg), aku merasa angin itu bisa menerbangkanku! Kursi roda ajaibku, kukunci kanan kiri, aku duduk diam saja. Dan kursi roda ajauibku dengan aku duduk diatasnya, bergoyang2 keras! Seakan2 aku akan diterbangkan .....

Warga Funabashihoten pun sudak siap, sehingga begitu angin berdesir keras, mereka cepat2 masuk ke bangunan, berteduh disana sampai angin besar itu mereda. Dan disaat itu, kota menjadi sepi, hanya suara angin besar itu , membiat hatiku runtuh ......

Prediksi forecast Jepang sangat akurat! Selama ini, akuratnya aku rasakan 100%. Bahkan, prediksi per-jam pun sangat akurat, sehingg ketika dijam berikutnya prediksi angin melemah, aku cepat2 ke stasiun Funabashihoten, untuk memulai perjalananku di hari pertama ......

***

Informasi tentang JAL dan ANA yang membatalkan lebih sati 300 penerbangan domestic dan internasional pada saat itupun semakin mengertkan hatiku. Berarti, badai Krosa ini memng tidak main2! Bahkan, Japan Railway, operator layanan Shinkansen antara Tokyo dan Shin Osaka juga Kyusu Railway pun, membatalkan perjalanan kereta mereka, bahkan Shikoku Railway berencana sepenuhnya menangguhkan layanannya di wilayah Jepang barat.

Hmmmm ......

Anakku sendiri pun, wanti2 kepadaku untuk tidak nekad. Boleh di area Tokyo saja, karena jika aku nekad dengan kearah Kansai, tetapi tiba2 kereja harus berhenti karena angin besar itu, aku tidak bisa berbuat apa2 ......

Seorang temanku yang tinggal di wilayah Chichibu Saitama, yang aku juga berencana untuk mendatanginya, bercerita,

"Waktu aku naik kereta dan saat itu angin besar dan hujan deras melanda, kereta yang aku tumpangi harus berhenti. Membuat semua penumpang kereta harus turun. Mereka berbondong2 keluar, dan stasiun basah. Becek dimana2, serta penuh sekali!"

Waaaaaa .......

Aku Cuma membayangkan saja, sudah merinding! Bayangkan, mereka yang bsehat[un akan panic dan mungkin tidak ada satu orang pun yang membantuku. Kereta berhenti, berarti berhenti tidak pada platformnya. Apalagi jika kerej=ka berhenti benar2 di luar stasiun!

Apa yang bisa aku lakukan?

Di platform saja, aku harus dibantu oleh petugas stasiun dengan 'ramp mobile' atau slooper yang dibawa oleh petugas itu. Bagaimana jika tidak ada slopper? Apakah aku harus menerjumkan diriku bersama dengan kursi roda ajaibku?

Hiiiiiii, ngeriiiiiiii ......

Semakin aku mengumpulka informasi2 dari teman2ku yang ada di Jepang, semakin banyak kengerian2ku, dengan membayangkan betapa aku benar2 terbatas jika badai melanda ......

***

Sebelum hujan, angin eras menderu, dan aku cepat2 masuk ke sebuah mall disana, untk berteduh ..... - Dokumentasi pribadi
Sebelum hujan, angin eras menderu, dan aku cepat2 masuk ke sebuah mall disana, untk berteduh ..... - Dokumentasi pribadi
                                                                                              

 Badai typhoon Krosa ini, adalah typhoon ke-10, dengan kecepatan "hanya" 144 km per-jam, dan bergerak ke utara dengan kecepatan 15 km per-jam. Banyak rencana kegiatan2 Pemerinah Jepang, dibatalkan, dan itu mmang yang sering terjadi.

Negeri gempa ini sudah kebal dengan gempa, badai atau typhoon. Masyarakat pun sudah kebal dari rasa takut. Mereka sudah terdidik sejak kecil untuk mencari keselamatan diri lewat berbagai hal. Anak2 warga Jepang pun, dididik dengan keras untuk menyelamatkan diri jika badai melanda.

Anak Michelle, baru 2 tahun lebih tinggal di Tokyo, pun dia terlihat semakin "berani" untuk bisa bertahan, termasuk dari gempa. Negeri gempa ini benar2 membat aku sadar, bahwa dimanapun kita tidak akan "aman", tetapi hanya harus mengandalkan Tuhan saja, kita akan aman selama2nya.

Selama 2 minggu lebih aku menjenguk anakku yang tinggal di Tokyo di musim panas 2019 ini, selama 2 minggu itu juga aku mendapatkan banyak pengajaran2 tentang banyak hal. Badai typhoon Krosa lah, aku belajar tentang "keberanian" tinggal di negeri gempa .....

Banyak hal yang aku pelajari

Tentang sebuah kehidupan. Tentang ketegaran. Tentang perjuangan. Tentang mukzijat. Dan, tentang kekuatan yang hanya dari pada MU, Tuhan ......

Sebelumnya :

"Typhoon Krosa", Awal Keberadaanku di Jepang di Musim Panas 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun