Mohon tunggu...
Chris Surinono
Chris Surinono Mohon Tunggu... -

Pencari dan terus menjadi pencari....

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kisah Seorang Ibu RT dan Filter Socrates

15 April 2013   12:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:10 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Adalah seorang ibu rumah tangga: Marisa. Ia wanita ulet, pekerja keras, juga ramah dan murah hati. Demkian ia, dikenal baik oleh para tetangga. Tapi ada sisi lain, ada aspek negative juga yang ia miliki. Ia suka bercerita macam-macam. Kesukaan bercerita ini kadang terus menyeret teman-teman ibu lainnya ke gosip-gosip kaum ibu. Gosip-gosipan dari yang sederhana sampai yang diberitakan koran dan sinetron. Dari cara berpakayannya ibu tetangga sebelah sampai peristiwa perceraian Jamal Mirdad dan Lydia Kandow. Dari perceraian Dedy Cobusier sampai mobil merek terbaru milik tetangga.

Adalah juga seorang lelaki bernama Socrates. Ia seorang filsuf besar. Hidup antara tahun469 –399, SM. Ia dikenal juga sebagai pendiri filsafat barat. Dua muridnya yang memperkenalkan Socrates adalah Plato dan Xenophon. Dari karya keduan filsuf muridnya inilah, pribadi dan karya Socrates dikenal luas dan diakui publik. Socrates sangat dihormati karena integritas diri yang sangat tinggi.

Suatu siang yang sejuk, Socrates melintasi perumahan yang didiami ibu Marisa. Kebetulan ia bersama ibu tetangga lainnya lagi berdiri di dekat pagar rumah dengan sapu di tangan sedang membersihkan halaman rumah sambil berbicara ‘gosip ringan’ para ibu.

Melihat Socrates lewat, ibu Marisa berkata kepadanya: Pa Socrates, "Tahukah Anda apa yang saya dengar tentang murid anda, Plato itu?""Tunggu sebentar," Socrates menjawabnya. "Sebelum Anda menceritakan apapun pada saya tentang murid saya itu; saya akan memberikan suatu test sederhana dengan pertanyaan ini.

"Apakah Anda yakin bahwa apa yang akan Anda katakan pada saya itu benar?" "Tidak," jawab Marisa, "Sebenarnya saya HANYA MENDENGAR tentang itu." "Baik," kata Socrates. "Jadi Anda tidak yakin itu benar. Baiklah sekarang saya berikan pertanyaan yang kedua."

"Apakah yang akan Anda katakan tentang murid saya itu sesuatu yang baik?" "Tidak, malah sebaliknya. "Jadi… " Socrates melanjutkan, "Anda akan menceritakan sesuatu yang buruk tentang dia, tetapi Anda tidak yakin apakah itu benar. Anda masih memiliki satu kesempatan lagi, masih ada satu pertanyaan lagi..

"Apakah yang akan Anda katakan pada saya tentang murid saya itu berguna bagi saya? "Tidak, sama sekali tidak." "Jadi… " Socrates menyimpulkannya, "bila Anda ingin menceritakan sesuatu yang belum tentu benar, bukan tentang kebaikan, dan bahkan tidak berguna, mengapa Anda harus menceritakan itu kepada saya?"

Itulah mengapa Socrates dianggap filsuf besar dan sangat terhormat. Gunakan triple filter test setiap kali kita mendengar atau menyampaikan sesuatu tentang kawan, orang lain atau siapa saja: yakni: Filter pertama adalah KEBENARAN. Filter kedua adalah KEBAIKAN. Filter ketiga adalah KEGUNAAN. Jika bukan KEBENARAN, bukan KEBAIKAN, dan tidak ada KEGUNAAN positif, tidak perlu kita terima atau kita sampaikan. Dan apabila kita terlanjur mendengarnya, jangan sampaikan pada orang lain, dan jangan menyakiti hati orang lain.

Ditengah gegap gempita dunia informasi, rupaya apa yang dianjurkan Socrates sangat relevan dan mendesak. Filter kehidupan ini sangat dibutuhkan agar arus informasi tidak menguasai dan mengatur ritme kehidupan manusia, melainkan manusia-lah yang harus mengatur dan mengendalikan arus informasi itu sendiri. Anak-anak perlu dilatih untuk menggunakan sarana informasi demi pembentukan kepribadian dengan tripel filter Sokrates ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun