Di sebut negara Agraris dengan sektor pertanian yang begitu banyak. Tetapi tak sadar Pertanian, masih mengimpor bahan baku dari negara Tetangga.
Indonesia negara Maritim tetapi permaslahan di kelautan masih menjadi momok tersendiri bagi negeri ini, di curi dan di ekploitasi besar-besaran tapi tak sadar.
Negara Heaven Earth (surga dunia) negara  dengan segala pemandngan tetapi tak sadar pula untuk merawatnya. Bahkan di rusak sendiri.
Negara Seribu Pulau tapi tak terjaga pulaunya, pulau di keruk dan di curi perlahan-lahan setiap waktunya oleh negara tetangga.
Bahkan yang begitu lucu ialah Macan Asia Tertidur yang dahulu di sebut Macan Asia karena berpotensi menjadi negara Adidaya/Adikuasa. Tapi sampai kapan mau tidur? Â Bukan saatnya kita menunggu tapi saatnya kita semua membangun negeri ini. Tanyakan kepada diri sendiri sampai kapan kamu akan bangun. Intelektual kita di pertanyakan oleh Dunia.
Tapi sayang masyarakat masih belum sadar akan pentingnya Negara ini bagi kita semua. Kita di didik dari kecil sampai dewasa dengan rasa kepedulian terhadap sesama mulai terkikis dengan rasa individual sendiri. Tapi saat kita melihat fenomena kini banyak siswa maupun mahasiswa, bahkan Pemuda masih suka bercanda gurau mengikuti modernisasi global.
Jika Bon Sudino pernah berkata "bergayalah sesuai isi dompetmu". Maka kini majukanlah negeri ini dari pada keadaan saat ini. Kita manusia yang ADA bukan manusia MATI!
Tingkat SDM negara ini begitu besar tapi hanya menjadi bebek yang di giring oleh penguasa, baik dalam perusahaan maupun perseorangan.
Kita boleh belajar dari Barat tetapi tetap menjadilah sosok Timur.
Kesadaran kita di pertanyakan. Adanya kita hidup di pertanyakan wahai generasi muda. Bangunlah WAHAI Macan Asia mari kita gengam erat sasama, untuk Indonesia Jaya. Tingkatkan budaya Membaca, bukan hanya buku tapi sekeliling kita. "Cogito Ergo Sum / Aku Berfikir Maka Aku Ada"
#catatan sore.
Ponorogo. 26 September 2017
Choirul Mutaqin.