Mohon tunggu...
Kang Galuh
Kang Galuh Mohon Tunggu... -

Senang mengamati. Mengulik-ngulik hikmah di balik peristiwa. Suka menyambungkan apa-apa yang ngga nyambung. http://kanggaluh.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ketika Pilihan Terlalu Banyak

26 Maret 2017   09:25 Diperbarui: 26 Maret 2017   18:00 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: pixabay.com

Beberapa orang terlahir dengan minat yang luas. Hal apapun dia suka. Tidak ada yang spesifik. Tidak banyak pula hal yang tidak disukainya. Sebagian yang lain terlahir dengan minat yang sangat spesifik. Hanya itu-itu saja. Ia tidak lagi mau melihat hal yang lainnya. Cukup itu saja.

Terlahir dengan minat yang luas ataupun tidak masalah dengan hal apapun, kadang bisa mengantarkan kita pada kebingungan. Kita tidak tahu apa yang benar-benar kita inginkan. Kita tidak pasti mau melangkah kemana. Apa yang mau kita capai. Pilihan ada begitu banyak di luar sana tapi tidak ada yang benar-benar menarik perhatian kita. Semua terlihat sama saja bagi kita.

Terjebak dalam situasi seperti ini, apa yang bisa kita lakukan?

Menurut saya, pilih saja salah satu. Toh kita juga tidak akan bermasalah dengan apapun pilihan kita. Biasa-biasa saja. Memang nantinya pada saat kita menjalani apapun yang kita pilih itu, kita tidak akan sesemangat orang-orang yang memiliki minat spesifik dan sedang menjalani pilihan mereka. Yang benar-benar tahu apa yang mereka inginkan. Yang pastinya akan keukeuh alias pantang menyerah pada saat mereka menemui kegagalan dalam perjalanannya. Tapi, orang-orang dengan minat yang luas punya kelebihan atas mereka yang memiliki minat spesifik. Orang-orang dengan minat yang luas, bisa berpindah haluan kapan saja tanpa ada masalah. Gagal sini, coba sana. Gagal lagi, coba lagi yang lain. Satu hal yang akan sulit dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai minat spesifik.

Yang perlu diingat oleh orang-orang dengan minat yang luas adalah bahwa jalur sukses itu bukanlah seperti jalur orang yang sedang berkendara di jalan raya. Ada jalurnya. Jelas. Terarah. Tapi, jalur sukses itu lebih seperti seorang nakhoda yang sedang melayarkan kapalnya di samudera luas. Samudera pilihan yang bisa kita pilih kapan saja dan dimana saja semau kita. Ada kalanya ombak besar rintangan menghanyutkan kita pada pilihan-pilihan yang lain. Tidak apa-apa. Ikuti saja. Di samudera tersebut, kita bebas berlayar kemana saja. Kita bebas berlabuh di dermaga mana saja. Meski berbeda dengan dermaga tujuan awal kita. Seperti halnya Columbus yang tiba di benua Amerika yang sama sekali tidak menjadi tujuan awal ia berlayar. Tapi disanalah kita bisa menemukan hal-hal menarik yang bahkan tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.

Gagal sekali dua kali bukan berarti kita harus segera pindah haluan. Kita harus tetap mengevaluasi diri. Apa yang salah. Apa yang belum kita lakukan. Ingat tujuan yang ingin kita capai pada pilihan yang sedang kita jalani saat ini akan tetap memotivasi kita pada saat menghadapi periode-periode sulit. Tujuan yang ditetapkan oleh diri kita sendiri. Bukan oleh orang lain.

Pilihan di luar sana memang banyak. Tidak terhingga. Dan sayangnya, kita tidak bisa memilih semuanya. Pilih salah satunya sebagai langkah awal. Jalani. Dan jangan pernah takut untuk berpindah haluan jika dirasa memang sudah waktunya untuk berpindah. Sukses itu tidak cuma ada satu cara. Tidak cuma ada satu jalur dan tujuan. Sukses itu bisa berarti banyak. Bisa jadi apa saja. Bergantung dari kemana kapal yang membawa kita berlabuh. Tempat dimana hal-hal menarik berada.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun