Mohon tunggu...
Casmudi
Casmudi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Travel and Lifestyle Blogger I Kompasianer Bali I Danone Blogger Academy 3 I Finalis Bisnis Indonesia Writing Contest 2015 dan 2019 I Netizen MPR 2018

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Jembatan Tukad Bangkung, Hidupkan Potensi Agrobisnis di Bali

7 Agustus 2016   20:25 Diperbarui: 8 Agustus 2016   09:34 752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penerapan Teknologi Balanced Cantilever Jembatan Tukad Bangkung Bali Mengembangkan Potensi Agrobisnis Badung Utara

Beberapa bulan yang lalu setelah menghadiri acara Kompasiana Nangkring di Surabaya, saya bersama orang-orang Kompasiana Mas Iskandar Zulkarnain, Raja Mohammad dan Dery Fadilah, serta tidak ketinggalan Kompasianer Surabaya Mas Arif Khunaifi mengajak kita untuk menyeberang Pulau Madura.

Tentunya, perjalanan kami melewati jalan tol Suramadu yang prestigius itu. Selama menyeberang, batin saya terkagum-kagum dengan desain jembatan tersebut. Kami pun menyempatkan diri berfoto-foto untuk mengabadikan keindahan jembatan Suramadu tersebut.

Saya memahami bahwa infrastruktur jembatan Suramadu sangat bermanfaat karena mampu memangkas waktu tempuh dari Surabaya ke Madura dan sebaliknya. Bukan hanya itu saja, potensi Madura pun jadi berkembang karena efek transportasi yang memudahkan pergerakan masyarakat. Taraf perekonomian pun lambat laun meningkat karena pengiriman logistik dari Surabaya ke Madura bisa bergerak cepat.

Melihat fenomena jembatan Suramadu, saya pun jadi teringat bagaimana perkembangan infrastruktur jalan raya di pulau Bali mampu mempercepat waktu tempuh. Jika kita menjelajah pulau Bali melalui jalur darat dari Gilimanuk ke Denpasar, maka kta akan melewati beberapa jalan layang baru yang tidak berbayar. Beberapa tahun yang lalu jalan layang tersebut tidak ada, dan waktu tempuh alat transportasi seperti truk dan bus bisa memakan waktu lebih lama.

Ditambah lagi medan yang penuh dengan kelokan tajam bisa menyebabkan kecelakaan sewaktu-waktu. Namun, sekarang perjalanan lebih cepat karena jalan yang berkelok-kelok telah dibuatkan jalan baru dengan waktu tempuh yang lebih cepat. Tetntunya, pembangunan jalan tersebut membutuhkan inovasi teknologi tinggi.

****

Dari beberapa jalan layang yang tidak berbayar di Bali, saya justru terpesona dengan adanya inovasi infraastruktur pembangunan jembatan Tukad Bangkung yang berada di Desa Plaga Kecamatan Petang Kabupaten Badung Bali. Jembatan fenomenal yang telah diresmikan pada saat pemerintahan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 28 April 2007 merupakan jembatan terpanjang di Bali dengan panjang 360 meter dan tertinggi di Asia dengan tinggi 71,14 meter. Sedangkan, lebar jembatan tersebut sebesar 9,6 meter.

Rancangan jembatan Tukad Bangkung (Sumber: uptodateproperty)
Rancangan jembatan Tukad Bangkung (Sumber: uptodateproperty)
Desainer Jembatan Tukad Bangkung dirancang oleh DR. Ir. Jodi Firmsnsyah, MSE., PhD. Jembatan tersebut dikerjakan atas kerja sama (joint operation) antara 2 BUMN yaitu: PT. Istaka Karya (Persero) dan PT. Hutama Karya (Persero).

Dana yang digelontorkan untuk pembangunan jembatan tersebut pun tak tanggung-tanggung sebesar  Rp 49 miliar yang berasal dari APBD Provinsi Bali dengan sistem multiyears sejak tahun 2001 lalu.

Seperti jembatan Suramadu, yang menarik dari pembangunan jembatan Tukad Bangkung adalah memangkas waktu tempuh. Jembatan Tukad Bangkung terbentang antara 2 desa yaitu Desa Plaga dan Belok Sidan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun