Mohon tunggu...
Cahyawardhani
Cahyawardhani Mohon Tunggu... Analyst di Sektor Energi -

a wanderer. Disclaimer: views expressed in this platform are of my own, and do not necessarily reflect the views of my employer, Shell, or any organization that I am affiliated with. I do not speak on behalf of my employer or any other organization.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Layang-layang, Batu, dan Jalanan Dapat Menghasilkan Listrik?

25 Agustus 2017   20:44 Diperbarui: 25 Agustus 2017   21:08 1916
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konsep piezoelectricityadalah arus listrik yang dihasilkan saat sebuah material piezeoleketrik diberikan tekanan energi mekanis. Namun, tidak semua material merupakan material piezoelektrik -- material piezoelektrik harus merupakan material dengan struktur kristal dengan struktur yang tidak simetris, misalnya seperti silikon. Material piezoelektrik ini akan berubah menjadi material yang memiliki kutub positif dan kutub negatif sementara, membuat satu sisi dari kristal tersebut menjadi kutub positif dan sisi lainnya kutub negatif -- persis seperti konsep baterai dimana arus dapat mengalir jika disambung dengan konduktor diantara kedua kutub tersebut.

Lalu, bagaimana dapat mengaplikasikan ini untuk menghasilkan listrik yang dapat kita manfaatkan sehari-hari?

Negara bagian California, Amerika Serikat, baru-baru ini mengadakan sebuah eksperimen dimana beberapa jalan di negara bagian dibangun dari material kristal piezoelektrik, agar saat dilalui mobil, tekanan yang diberikan dari mobil tersebut dapat dirubah menjadi listrik yang dapat digunakan untuk menyalakan lampu jalan, misalnya, atau bahkan menghasilkan listrik untuk digunakan di rumah tangga, seperti sebuah proyek lain yang secara konseptual berambisi untuk mensuplai 5.000 rumah melalui teknologi yang sama!

Instalasi Pavegen di Bird Street, London. Sumber: Pavegen
Instalasi Pavegen di Bird Street, London. Sumber: Pavegen
 

Perusahaan Pavegen juga mengaplikasikan hal yang sama -- mengubah derap langkah pejalan kaki yang berjalan di Bird Street, London, menjadi tenaga listrik yang dapat menyalakan panel-panel yang berada disekitarnya!

Walaupun konsep ini masih dalam tipe percobaan dan prototip, terdapat potensi pengembangan di masa depannya -- mungkin suatu hari nanti lampu jalan tol di Jakarta dapat menggunakan listrik melalui mobil-mobil yang lewat di jalan tersebut!


Lampu yang nyala memanfaatkan gravitasi

Masih banyak orang-orang yang hidup tanpa diterangi oleh listrik -- mereka yang hidup di daerah yang tidak terjangkau jaringan listrik atau off-grid,yang untuk penerangan sehari-harinya menggunakan lampu tradisional dari kerosene, lilin, minyak nabati, atau lemak hewani. Penerangan menggunakan kerosene ini tentu bukanlah suatu solusi jangka panjang yang baik -- selain risiko kesehatan yang timbul akibat asapnya, kerosene atau minyak tanah ini juga mahal.

Sebuah perusahaan asal Inggris, GravityLight, mencoba mencari solusi bagi masyarakat-masyakarat ini yang tidak memiliki pendapatan yang cukup untuk mengembangkan panel surya di daerah tempat tinggal mereka -- mereka mencoba memanfaatkan gravitasi bumi untuk menciptakan penerangan.

Bagaimana cara kerjanya?

Cara kerja GravityLight. Sumber: GravityLight
Cara kerja GravityLight. Sumber: GravityLight
GravityLightmenggunakan cara yang sangat amat sederhana -- sebuah motor dan LED yang tersambung dengan beban (bisa berisi batuan, atau apapun), dimana karena gravitasi, beban tersebut akan turun, dan turunnya beban ini akan memutar motor yang menyalakan lampu LED. Sederhana bukan? Satu kali tarikan alat ini dapat menyalakan lampu selama 20 menit. Setelah 20 menit berakhir dan beban sudah mencapai lantai, pengguna hanya tinggal menarik kabel lagi agar beban terangkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun