[caption id="attachment_178614" align="aligncenter" width="604" caption="mbah yut menerima telepon"][/caption]
Kejadian 1;
Tanggal 11 Mei ini pakpuh saya mendapat telepon yang mengaku dari Kepolisian yang mengabarkan anak bungsunya mengalami kecelakaan dan mengalami luka serius dan temannya meninggal dunia, lalu oleh orang yang mengaku polisi itu dikasih nomor lain yang katanya dokter yang merawat, dan oleh orang yang mengaku dokter tersebut disambungkan dengan orang yang kayak kesakitan yang  merintih kesakitan yang tak jelas kata-katanya. Dan ketika itu pula pakpuh langsung panik, menangis dan syok. Dan dengan setia si penelpon tadi menghubunginya lagi, untuk menyelamatkan anaknya pakpuh harus transfer ke rekening sebesar 50 juta untuk menyelamatkan mata dan cidera kepala anak bungsunya.
Dan saat itu juga bupuh yang kebetulan disamping pakpuh mencoba menghubungi anak bungsunya, namun tidak bisa karena hanya nada , "Thut.........thut............ " Â terus hampir 1 jam.
Kepanikan pakpuh semakin jadi, dan pakpuh tanpa pikir panjang langsung ke ATM menstranfer uang ke rekening yang telah ditunjuk.
Hampir 2 jam pakpuh menunggu kabar yang tak pasti tentang anak bungsunya. Namun sekitar 1 jam kemudian si sulung telepon dan ditanya tentang adiknya, si sulung menjawab adik sedang disamping saya sedang masuk kantor dan tidak ada masalah. Perasaan gembira dan syukur mengetahui kabar tersebut, namun uang telah hilang melayang, dan segera pakpuh pergi ke Bank.
Sesampai di bank si petugas bilang kalau pakpuh baru saja kena penipuan, dan hal ini mustahil untuk diurus karena terbentur rahasia pemilik rekening, dan hanya pihak kepolisian yangberhak dan itupun memerlukan prosedur yang begitu panjang, dan rasanya mustahil kata si petugas bank.
Lalu pakpuh segera pergi ke kantor Polisi, lalu Polisi mendata, tapi lagi-lagi pihak Kepolisian tidak bisa berbuat banyak tentang hal ini, hanya sebatas mendata, dan selang 1 jam kemudian 4-5 wartawan mendatangi rumah pakpuh menanyai hal tersebut. Sudah tertipu juga masih harus menanggung malu jadi bahan berita.
Padahal seringkali pakpuh melihat dan membaca tentang cara penipuan yang mirip begitu, tapi dalam keadaan panik pakpuh jadi tak berpikir panjang. Dan sindikat penitpu ini begitu menguras perasaan yang semakin membuat kalut dan syok.
Si penipu menelepon melalui telepon rumah [Telkom]. Si penimpu mengetahui telephone yang paling sering dihubungi oleh telepon rumahnya pakpuh.