Mohon tunggu...
Tony Ragil
Tony Ragil Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Youtube Content Creator / Book Writer

Kenali saya lebih jauh di sini Youtube : https://www.youtube.com/RAGILEGEND Blog : https://duniazombie.home.blog/ https://ceritabungtonce.blogspot.com/ Novels : https://www.storial.co/profile/bungtonc3

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Menjamurnya YouTuber dan Penjualan Sofware Editing Video

15 Desember 2016   19:08 Diperbarui: 15 Desember 2016   22:19 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
YouTube Broadcast Box (Kredit Foto : YouTube)

Melalui tulisan ini saya mau sedikit berceloteh tentang fenomena menarik di jagad sosial media Tanah Air beberapa tahun belakangan ini. Kali ini saya akan membahas hubungan simbiosis mutualisme antara platform media sosial untuk berbagi video YouTube dengan salah satu teknik videografi, yaitu video editing dan dampaknya bagi perekonomian Indonesia. 

Sulit Akses Belajar

Saya awali tulisan ini dengan mundur sejenak jauh ke belakang ke tahun 2000 melalui perspektif pengalaman saya sebagai pelaku sejarah. Kala itu saya adalah salah satu dari sekian banyak anak-anak remaja yang tidak memiliki PC(Personal Computer) di rumah. Harga PC masih menjulang mahal saat itu, hanya anak-anak dari keluarga menengah atas yang sanggup membelinya.

Menurut hemat saya, ilmu-ilmu yang berhubungan dengan komputer (termasuk video editing) merupakan ilmu terapan yang bila tidak dipraktikkan secara rutin pasti bisa lupa. Sementara itu, pelajaran komputer di sekolah frekuensinya hanya seminggu sekali dengan fasilitas PC di lab komputer yang terbatas. Jika ingin pakai pun harus bergantian seperti mengantri sembako.

Merasa belajar seminggu sekali akan sia-sia, saya pun jadi pemalas dan lebih sering membolos mata pelajaran komputer. Bahkan sewaktu di bangku Sekolah Menengah Pertama, saya sempat merasakan menggunakan disket DOS yang lebarnya seperti tempe mendoan. Saya lebih senang menggunakan disket DOS tersebut untuk kipas-kipas daripada menyimpan data. Saat itu USB flashdrive belum ditemukan. Kebayang ‘kan? Susahnya generasi saya untuk belajar komputer saat itu?

Lulus SMA saya kuliah di jurusan Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta. Baru di sekitar akhir bulan Desember 2006, untuk pertama kalinya saya dibelikan PC oleh ayah saya yang harganya saat itu masih cukup mahal hampir sekitar 5 juta rupiah. Mulailah saya belajar otodidak semua keterampilan komputer yang ajaibnya mampu saya kuasai hanya dalam waktu beberapa bulan saja mulai dari Microsoft Office hingga software video editing. Dengan PC ini, saya bisa melampiaskan hasrat untuk mempelajari video editing yang nantinya akan terpakai ilmunya untuk membuat film produksi saya sendiri.

Namun, sayangnya kampus saya hanya mengajarkan film editing sebatas pada kulitnya saja, lebih banyak teori sejarah dibandingkan praktik. Hal ini dikarenakan mayor studi yang saya ambil adalah Penulisan Skenario Film sehingga mata kuliah Editing tidak diajarkan secara mendalam.

Saya makin merasa kok belajar ngedit video itu susah banget, ya? Mulai dari harga perangkat yang mahal sampai sumber belajar yang sulit diakses. Saat itu, orang-orang yang punya skill editing video hanya segelintir jumlahnya. Dan rata-rata mereka eksklusif alias pelit ilmu. Jangan berharap mereka akan berbagi ilmu bila Anda tak punya cukup uang. Untuk mengakali para video editor eksklusif tersebut, saya curi-curi ilmu. Biasanya setelah pulang kuliah, saya main ke kosan teman atau senior yang sebelumnya saya ketahui mereka sedang mengerjakan editan video tugas kuliah atau pekerjaan.

Saya memilih untuk mengamati gerak-gerik jemari tangan mereka yang sedang menari lincah di atas keyboard komputer sewaktu mengedit. Cara ini belum cukup karena begitu sampai di rumah ingin praktik sendiri pasti ada langkah yang lupa. Akhirnya, saya membeli buku tutorial Adobe Premiere Pro 1.5 (ini adalah software editing video pertama yang saya pelajari). Pagi, siang, malam saya berlatih dibantu buku tutorial itu. Anyway, belajar dari buku tutorial akan sangat sulit kalau Anda tidak suka membaca. Singkat cerita, saya akhirnya bisa mengedit video dari hasil belajar otodidak ini dan akhirnya membuat beberapa film pendek hingga saat ini.

YouTube Lebih daripada TV

Di tahun 2009 saya membuat akun Youtube pertama saya. Tujuan saya membuat channel Youtube semata-mata hanya untuk menyimpan file-file video yang sudah saya buat supaya lebih aman dari gangguan virus. Jadi, jika sewaktu-waktu harddrive laptop saya rusak, cukup membuka Youtube lalu unduh videonya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun