Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Setan itu Pintar, tapi Jangan Tanya soal Sepak Bola (Kesaksian tentang Eksorsisme)

17 Mei 2020   05:50 Diperbarui: 17 Mei 2020   06:12 2029
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama, dirinya atau orang tuanya atau leluhurnya pernah mengadakan "perjanjian dengan roh jahat". Kedua, pribadi itu secara rohani rapuh karena lama tidak berdoa dan beribadah.

2. Umumnya orang yang kerasukan setan menunjukkan penolakan pada Tuhan dan hal-hal suci. 

Misalnya, tiba-tiba merasa kepanasan saat diperciki air yang sudah diberkati pastor. Juga berteriak mengucapkan hal tak pantas tentang Tuhan. Atau, menolak saat diajak berdoa. Intinya, berontak saat berusaha didekatkan pada Tuhan dan hal-hal rohani.

3. Biasanya pasien sudah dirawat secara medis, tetapi tidak kunjung sembuh. 

Roh jahat memang bisa menghantam fisik seseorang. Dalam sejarah orang kudus Katolik, sejumlah santo dan santa pernah sungguh dilukai dan atau ditakut-takuti oleh setan yang mewujud dalam "raga" makhluk mengerikan. Misalnya, Santo Pio (Padre Pio) dari Pietrelcina [1887-1968] dan Santa Gemma Galgani [1878-1903].

Santo Pio dan Santa Gemma Galgani yang sama-sama pernah hadapi setan dan pernah menerima karunia stigmata (luka-luka sengsara Yesus)- diolah dari aneka sumber (dokpri)
Santo Pio dan Santa Gemma Galgani yang sama-sama pernah hadapi setan dan pernah menerima karunia stigmata (luka-luka sengsara Yesus)- diolah dari aneka sumber (dokpri)
Jika seseorang mengalami gejala penderitaan yang tak kunjung sembuh meski sudah diterapi medis dan psikologis, ada kemungkinan ia ditindas oleh kuasa roh jahat. Nah, gejala ketiga ini tentu lazimnya terkait dengan dua gejala di atas. 

Tidak semua orang yang sakit dan sukar sembuh otomatis adalah orang yang menderita akibat ulah roh jahat.

Bagaimana praktik eksorsisme dilakukan?

Pastor Amorth mengatakan, eksorsisme diawali dengan mengadakan penyelidikan tentang riwayat pasien. Apakah ia pernah mengikuti kegiatan okultisme? Apa kata dokter dan psikolog yang penah menanganinya, dsb.

Kemudian, dalam kasus tertentu, eksorsis bertanya pada roh jahat yang merasuki orang itu. Pastor Amorth mengatakan, harus hati-hati dengan setan. Setan itu pintar. Ia biasanya justru menyembunyikan diri agar kehadirannya sulit ditangkap mata telanjang. Bahkan bisa bertahun-tahun merasuki seseorang tanpa diketahui segera. 

Nah, apa saja pertanyaan yang diajukan eksorsis pada roh jahat yang merasuki seseorang? Pertanyaan harus terkait dengan upaya mengusir roh jahat itu. Misalnya: Siapa namamu? Ini penting karena jika roh jahat sudah menyebut nama, ia lebih mudah diusir karena bisa dihardik namanya dengan doa pengusiran setan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun