Tetapi pada saat itu Bara melihat muka temannya itu sedikit merona. "Apakah ada tindakan yang tidak biasa yang dilakukan oleh rekan saya ini, yang bisa anda tunjukkan ?", tanya Bara kepada Kila, sembari menoleh Lesti dengan raut muka bercanda.
"Hei, stop, jangan kau lakukan itu", pinta Lesti kepada Kila. Dan kemudian ia menoleh kepada Bara. "Jangan sekali-kali kau ...", raut mukanya semakin merah saat mengatakan hal itu.
"He he he, cuma bercanda saja", tukas Bara sambil tertawa terkekeh.
Emily yang melihatnya, juga tersenyum lebar. Sedang Parjo, tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Setelah itu, ruangan hening sejenak.
"Terkait dengan masalah yang terjadi disana, adakah suatu hal yang dapat saya bantu ?", tanya Kila secara tiba-tiba, mengagetkan keempat orang itu. Kiranya masalah yang timbul di tanah impian, belumlah hilang dari peikirannya.
"Uhmm..., mengenai itu ..., saya tak dapat menjawabnya, karena seperti yang saya katakan tadi, kami tidak mengetahui secara persis seperti apa masalah yang terjadi disana", tutur Bara menjawab pertanyaan Kila. Sesuatu kemudian melintas dalam pikirannya. "Kami akan tiba disana 12 tahun lagi, sedangkan anda tadi mengatakan bahwa ... anda hanya mengada sampai dua minggu lagi ...", ucapannya terhenti setelah berhati-hati mengutarakannya. "Bantuan seperti apa, yang hendak kau tawarkan ?", Bara bertanya seraya mengubah sebutan kepada Kila.
"Karena anda tadi mengatakan bahwa anda tidak mengetahui masalah yang sedang terjadi, maka saya juga tidak dapat mengutarakan hal seperti apa yang dapat saya tawarkan untuk membantu mengatasi masalah itu", jawab Kila dengan argumen yang logis. "Terkait dengan kendala waktu itu ...", ia berhenti berkata, namun ia menunjuk pada DeWe yang dikenakan oleh Bara.
Bersambung ...
Peeeace 4 all