"Ouch..", Emily berkata sambil berlagak meninju pipinya sendiri. "Yah, dari apa yang dikemukakan tadi, kiranya standar pengamanannya sudah cukup memadai". "Tetapi bagaimana dengan mesin teleporter itu ?" "Apa kiranya yang akan dilakukan ketika terjadi suatu malfunction ?", ia berganti menatap Kila.
"Setiap kali akan digunakan, selalu dilakukan pengecekan secara otomatis terlebih dahulu". "Sehingga kecil sekali kemungkinan terjadi kesalahan akibat kerusakan pada mesin tersebut, terkecuali ada gangguan dari luar menyebabkannya", Kila menjawab pertanyaan tersebut.
"Dan untuk mencegah terjadinya gangguan itu maka regumu ditugaskan untuk menjaga keamanan pada bagian dalam gedung", Bara menambahkan.
"Hmm, OK-lah". "Namun bagaimana bila si-entropi datang secara tak terduga saat pengiriman berlangsung ?",
tanya Emily masih penasaran.
" Terkait hal tersebut, itulah alasan mengapa kawasan ini* dipilih untuk menjadi tempat pemberangkatan". "Kondisi udara dan tekanannya relatif tetap, alam lingkungannya juga cenderung stabil dan begitu pula dengan kondisi atmosfir di atas", Parjo menjawab. "Bila hal itu tiada terpikirkan oleh pembuat mesin ini, kiranya kau tak perlu jauh-jauh meninggalkan negaramu".
* Tempat kawasan yang dimaksud dalam cerita ini hanyalah sebatas khayal belaka. Pada dunia nyata, kiranya dipilih pada tempat dimana mendung dan curah hujan tidak terlampau sering mendatangi (dimungkinkan berada pada daerah subarctic). Begitu pula dengan udara dan tekanan udara di tempat tersebut (berkaitan dengan angin yang dapat membawa debu), harus relatif stabil. Dimana hal ini tentunya terkait pula dengan masalah ketinggian, letak area yang dimaksud, serta vegetatif yang ada di sekitarnya (berkaitan dengan masalah kelembaban udara, dan penahan angin).
"Oh, yeah". "Hmm..., kau mengatakan begitu, aku jadi teringat dengan kampung halaman, Jo", Emily berkata sambil setengah menerawang.
"Kau sudah berpamitan dengan para saudaramu ?", tanya Parjo lebih lanjut.
"Ya, tadi". "Dan seperti yang kau bilang, mereka juga terkejut akan keberangkatan kita ini", Emily menjawab dan terdiam sesudahnya, seakan ada sesuatu yang teringat olehnya.
"Apakah masalah yang terjadi sangat besar ?", Kila bertanya. Terhenti sejenak, ia kemudian bertanya lagi. "Apakah ada masalah dengan keadaan alam disana ?" "Tetapi bila ditemui masalah dengan alam, mengapa regu pengaman yang diberangkatkan ?"
Bara agak terperanjat mendengar pertanyaan itu. Karena sedari tadi, Kila terkesan hanya menjawab dan menjelaskan. Keingintahuan ... Apakah itu merupakan suatu hal yang wajar mengada pada sebuah ingatan elektronik* ? Apakah survival instinct yang dimiliki oleh Kila turut terekam pula ? Ataukah hal lain, terkait program yang digunakan sebagai alat untuk mensintesa proses pemikirannya ?