Mohon tunggu...
Bing Sunyata
Bing Sunyata Mohon Tunggu... Teknisi - Male

Pekerja di sebuah industri percetakan kertas (packaging) Tanggal lahir yang tertera disini beda dengan yang di KTP, begitu juga dengan agama. :) Yang benar yang tertera disni. Mengapa KTP tidak dirubah ? Satu aja ..., malas kalau dipingpong.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Negari Para Bodhi dan Naga (Hal. 25)

17 Agustus 2017   06:35 Diperbarui: 17 Agustus 2017   09:06 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Halaman 24 ...

Bara menunduk pelan mendengar apa yang diucapkan Kila. Bulu kuduknya sedikit meremang saat itu. "Satu akibat dari entropi yang ada dalam kehidupan ?", ujarnya sembari menoleh pada Lesti.

"Satu akibat dari entropi yang ada dalam kehidupan", ulang rekannya itu pelan.

"Bahwa dari semula yang sederhana, perilaku sesuatu dalam sistim kehidupan menjadi semakin kompleks dan terus akan bertambah kompleks hingga semakin sulit terprediksi, akibat perubahan yang terjadi padanya", Parjo berkata dengan nada datar. "Meski sekian lama aku telah mempelajarinya dan kemudian mengetahui penerapan prinsip itu pada sistim sosial kemasyarakatan, baru kini aku benar-benar menyadari ... seberapa besar dampak dari entropi tersebut". "Para bedebah itu !", rutuknya.

Bara menoleh ke Parjo. Dilihatnya temannya itu kemudian terdiam seribu bahasa, menatap Kila dengan tatapan mata sendu dan tak percaya. Nuansa hangat riang dalam ruang itu telah berubah. Berasa dingin, tak lagi ramah. Setelah bergidik untuk mengusir ketaknyamanan, Bara memberanikan diri berkata. "Maafkan, kami telah menyela penjelasan yang kau berikan". "Kiranya kami sudah siap untuk mendengar hal berikutnya".

"Tak mengapa, itu memang sudah merupakan tugas saya untuk memberikan penjelasan kepada anda-anda semua", jawab Kila sambil sedikit membungkuk.

Melihat itu, rasa tak nyaman menjadi semakin menusuk pemikiran Bara. Ingin ia berkata sesuatu, tapi lidah berasa kelu. Ia hanya mengangguk pelan sebagai gantinya.

"Oh, ya, saya diberitahu bahwa kita akan berangkat dalam regu berisi lima orang". "Apakah anda tahu kemana gerangan satu orang yang lainnya ?", tanya Emily berupaya mencairkan suasana.

"Ia berada di stasiun angkasa 4, siap diberangkatkan, tinggal menunggu kedatangan anda-anda semua", jawab Kila setelah mengangguk pelan. 

"Ia berada ... disana ?" "Dan bukan ... telah berangkat kesana ?", tanya Emily dengan penasaran.

Kila tampak berpikir sejenak sebelum menjawab. "Ya, ia selama ini berada disana, tidur dalam kapsul tidurnya".

Emily mengangguk pelan.

"Baiklah, setelah berada di stasiun angkasa 4, kalian kemudian akan ditidurkan". "Setelah itu kalian akan dimasukkan pada sebuah pesawat kecil dan kemudian akan ditembakkan mengikuti jalur Gutwei,hingga sampai pada tempat persinggahan utama", Kila memaparkan lebih lanjut rencana perjalanan. "Disini tempatnya", ujarnya sambil menunjuk satu titik pada layar monitor.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
"Mengapa arahnya tidak menuju lurus langsung ketempat tujuan ?" "Tidakkah waktu yang diperlukan akan lebih cepat ?", tanya Lesti yang rupanya baru kali ini mengetahui hal tersebut.

"Hal ini disebabkan karena kita memakai jalur teraman dari rute yang ada". "Patut diketahui bahwa pada setiap lintasan lainnya, didapati lalu lalang benda-benda langit dalam prosentase yang cukup tinggi". "Yang mana, tidak memenuhi standar syarat keselamatan dari jenis angkutan yang digunakan", Kila menjawab pertanyaan Lesti.

"Ou..., jenis angkutan apa yang akan kita gunakan ?", tanya Lesti lebih lanjut.

"Sebuah pesawat lontar", sahut Bara. "Dari stasiun angkasa, kita akan dilontarkan atau ditembakkan dengan bantuan mesin pendorong ke sebuah pos penerima kecil". "Dan kemudian dari sana kita dilontarkan lagi ke sebuah pos penerima kecil lainnya, dan seterusnya, dan seterusnya". "Dapatlah kau ibaratkan sebagai  permainan bola baseball, dan kita ... sebagai bolanya". 

"Mengapa tidak menggunakan pesawat jenis lainnya ?", tanya Emily penasaran.

"Pada saat ini kita tidak mempunyai satu buah pun pesawat dalam kategori penjelajah". "Pesawat terakhir yang kita miliki, telah berangkat dua tahun yang lalu, sedangkan pesawat berikutnya masih dalam proses pembuatan, namun menemui beberapa kendala seperti masalah pembiayaan dan bahan baku", jawab Bara menjelaskan.

Bersambung ...

Peeeace 4 all

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun