Mohon tunggu...
Bing Sunyata
Bing Sunyata Mohon Tunggu... Teknisi - Male

Pekerja di sebuah industri percetakan kertas (packaging) Tanggal lahir yang tertera disini beda dengan yang di KTP, begitu juga dengan agama. :) Yang benar yang tertera disni. Mengapa KTP tidak dirubah ? Satu aja ..., malas kalau dipingpong.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Negari Para Bodhi dan Naga (Hal. 19)

11 Agustus 2017   19:09 Diperbarui: 11 Agustus 2017   19:20 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Halaman 18...


Hanya beberapa langkah setelah ia menginjakkan kakinya di atrium, terdengar suara dari sistem pemberitahuan menyebutkan nama beberapa orang. "Pengaman Emily Dawson, pengaman Lesti van Bauer, pengaman Suparjo Tejamulya, pengaman Bara Amitadhama, diharap segera menuju ruang briefing satu". Setelah pemberitahuan itu diulangi sebanyak dua kali, ruang disana terasa hening kembali. Mendengar nama lengkapnya dipanggil, Bara segera bergegas menuju ruang yang disebutkan. Pada sebuah pertigaan ruang, ia hampir bertabrakan dengan Lesti yang terlihat juga bergegas menuju kesana. Rekan sekerjanya tetapi berlainan regu itu tersenyum sembari meminta maaf. Bara melakukan hal yang sama, dan keduanya pun kembali bergegas.

Di ruang briefing, ia melihat kedua rekan lainnya telah berada disana dan sedang mempercakapkan sesuatu. Dari rupa Parjo yang terlihat kusut, Bara memperkirakan rekannya itu tentu belum pulang setelah jam kerjanya usai. Saat mulutnya terbuka untuk menyapa kedua rekannya itu, Parjo dan Emily secara mendadak berdiri tegap. Dari arah belakang Bara terdengar seseorang berkata dengan tegas walau nada lelah samar terdengar, "Silahkan duduk". Sontak Bara dan Lesti memalingkan muka, dan ketika melihat siapa yang datang mereka sontak menegapkan badan dan kemudian menuruti apa yang diperintahkan oleh orang itu.

Orang itu kemudian duduk di pinggiran meja briefing, sambil mengucek-ngucek mata dengan sebelah tangannya. Tampaknya ia juga belum tidur, atau dibangunkan dalam keadaan pulas terlelap ... seperti dirinya.  Komandan regu Rustam Munawar, seorang pensiunan prajurit dari satuan pasukan khusus. Tampak tegar pada usianya yang sekitar 60-an, tiada pula uban terlihat pada kepalanya yang dicukur habis. Penampilannya itu akan membuat banyak orang yang kecele saat menebak. Biasa dipanggil komandan Rustam oleh anggota regu yang dipimpinnya serta staf lainnya, walau Bara sempat memergoki beberapa staf bagian atas yang memanggilnya dengan awalan "perwira"*.

*Perwira, status kepangkatan. Bila disini, setingkat mayor atau kolonel.

"Maaf bila memanggil kalian pada waktu sepagi ini, tetapi ada hal teramat penting yang harus aku sampaikan kepada kalian, se... ", tutur Rustam tanpa banyak basa-basi. Ucapannya kemudian terputus seolah ia ingin mengatakan sesuatu lebih lanjut, tetapi tidak jadi diutarakan. ... "Mungkin ada baiknya, aku menceritakan sedikit latar belakang dari masalah yang sedang dihadapi saat ini". "Apakah kalian mengetahui konflik yang terjadi pada kawasan sebelah ?", tanyanya.

Keempat orang yang ditanya serempak mengangguk.

"Apa komentar kalian ... bila mengetahui konflik seperti itu, dimungkinkan akan terjadi di Nunjauhamat ?", tanya Rustam lagi.

Keempat orang yang ditanya saling berpandangan. 

Bara memberanikan diri untuk bertanya, "Apakah itu mungkin, pak ?"  "Tidakkah sistem yang diterapkan disana, telah dirancang sedemikian rupa, agar konflik seperti itu tidak mengada ?", tanyanya lebih lanjut.

"Heh, ya ..., memang itu yang ada dalam pemikiran orang-orang yang ada dalam kelompok perencanaan", jawab Rustam setelah menghela nafas kecil. Ia kemudian melanjutkan. "Tetapi ada suatu hal yang terjadi disana, yang mana diluar kemampuan imajinasi para perencana itu". "Kurang lebih dua hari yang lalu, kita menerima kabar dari sana, bahwa ... tadinya ... ada sebagian kelompok orang disana ... yang merasa bahwa tiada orang yang mempresentasikan suara mereka dalam lingkup pemerintahan yang ada disana". "Dimana orang-orang itu kemudian melakukannya secara individual". "Dan pemerintahan disana ... dalam upaya untuk meredam gejolak yang mungkin timbul, menyetujui dilakukannya pengemukaan suara pada forum terbuka". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun