Mohon tunggu...
Swarna
Swarna Mohon Tunggu... Lainnya - mengetik 😊

🌾Mantra Terindah🌿

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

[Fiksi] Hilal Telah Nampak, Aku Hanya Ingin Pulang

23 Mei 2020   16:59 Diperbarui: 23 Mei 2020   17:01 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Milansari7 on Pixabay

Tak ada bahagia dalam hati Rini,  walau ponsel selalu berdering ada saja yang mengajak berdiskusi atau chit chat seadanya. Tidak ada yang akan membuat bibirnya tersenyum. Karena dia sedang tak ingin bergembira walau telah diumumkan bulan baru telah nampak, pertanda berakhirnya ramadan.

Dia memandang ke langit yang masih gelap hari terakhir berpuasa. Ini tidak mudah jauh dari saudara bahkan orang tua, menahan diri entah sampai kapan bisa bertemu mereka. Sedang esok adalah hari raya idul fitri yang seharusnya menjadi momen bahagia untuk nersilaturahmi berkumpul dengan keluarga.

Rini menyeka air mata yang membasah di pipi. Tugas belum usai tapi di luar sana telah banyak yang bergembira,  akan ada berapa korban lagi setelah ini yang makin memperpanjang waktu untuk berjauhan. Makan sahur masih lama Rini mengenang kembali masa kecil yang menyenangkan ketika menjelang malam takbir.

Sore hari membagi-bagikan nasi kuning istilahnya megengan menyambut bulan baru,  bulan syawal. Lalu Ibu dan Bapaknya akan berbelanja baju baru ke kota, membeli kue dan kembang api untuknya. Rini akan menunggu dengan setia hingga tertidur di depan televisi.
Semua berduyun-duyun ke lapangan esok pagi menjalankan solat Id, bergembira dan bersuka ria. Hingga tahun kemarin masih terasa kehangatan berkumpul keluarga. Rini menarik napas dalam berusaha melapangkan dada yang menyesak. Sepertinya secangkir kopi masih menjadi teman setianya, tak ada lagi selera untuk makan sahur.

****

Banyak ucapan hari raya masuk di jaringan pribadinya serta ucapan semangat dan bersabar. Dia hanya membalas dengan emotikon senyum dan kata terima kasih. Kegiatannya hanya membersihkan kamar kos dan duduk dekat jendela menikmati sore sambil menunggu gema takbir berkumandang.

'Ya Allah lapangkan hati ringankan pikiran menghadapi keadaan yang jauh dari ekspektasi.'

Sepertinya Rini benar-benar dalam suasana yang tidak baik-baik saja. Walau berusaha menghibur diri dengan cara apa pun.

"Rini,  apa ada di dalam?"

"Iya,  masuk saja pintu gak dikunci."

"Rin,  ntar malam takbiran kita buat acara yuk,  aku tadi sudah beli kembang api juga loh."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun