Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Sarjana, Apoteker

Pendidikan terakhir, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta: Sarjana lulus November 1975, Apoteker lulus Maret 1977. Profesi Apoteker, dengan nama Apotek Sido Waras, sampai sekarang. Pensiunan Pegawai Negeri Sipil tahun 2003, dengan jabatan terakhir Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Lampung Timur. Dosen Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA Universitas Tulang Bawang Bandar Lampung, Januari 2005 sampai dengan Desember 2015.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berkorban Kenikmatan

30 Agustus 2017   09:11 Diperbarui: 30 Agustus 2017   09:25 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah turun, menelepon suaminya dan ternyata sang suami belum sampai di lokasi, karena mampir di masjid menunaikan sembayang magrib terlebih dahulu. Karena sudah kontak dengan suaminya, sang ibu tadi lalu berkata kepada istri si kakek, agar mereka ditinggal saja. Selanjutnya si kakek dan istrinya, melanjutkan perjalanan menuju rumahnya di Way Halim Bandar Lampung.

Demikian contoh nyata amal saleh atau perbuatan baik berupa berkorban kenikmatan,sebagai salah satu cara pendadaran demi terwujudnya insan yang berakhlak mulia dan berbudi luhur.Betapa nikmat dan bahagianya si kakek demi dapat mengorbankan kenikmatan tidurnya, berwisatanya, berkendaraannya, demi dapat menolong orang lain yang membutuhkan, alhamdulillah. Apakah yang ditolong juga mempunyai rasa nikmat dan bahagia seperti yang si kakek rasakan? Maha Suci Allah, hanya Allah-lah yang mengetahui, dan yang penting si kakek rela, sabar dan ikhlas dalam melakukannya. 

Si kakek yakin, anak-cucu dapat berbuat jauh lebih baik dari sekedar kisah nyata si kakek ini. Karena itu biasakanlah menumbuhkan rasa bahagia manakala dapat membahagiakan orang lain, karena kita tidak tahu ada hikmah Allah apa dibalik semua itu. Selanjutnya, tahukah para pembaca, siapa kakek yang menceritakan kisah nyata tersebut? Kakek tersebut, tidak lain adalah aku yang menulis kisah nyata ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun