Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filsafat Platon dan Makam Somenggalan Jogjakarta [2]

29 Juli 2019   19:12 Diperbarui: 29 Juli 2019   19:41 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Platon percaya   thumos adalah sumber untuk berbagai atribut seperti keberanian, tekad, dan kebutuhan akan keadilan. Namun, tidak seperti thumos epos Homer yang kejam dan merusak diri sendiri, gagasan Platon tentang thumos dipengaruhi oleh kebutuhan akan kesopanan dan ketertiban.

Dalam negara kota yang ideal, setiap warga negara   memiliki thumos yang sehat dalam jiwa mereka. Thumos ini   memungkinkan warga negara untuk menegakkan kehormatan mereka dan dengan berani menegaskan pendapat mereka dalam kehidupan sipil. Namun warga negara juga harus tahu kapan harus membatasi thumos jika itu menjadi terlalu keras atau kapan itu salah arah.

Jadi bentuk thumos ini akan jauh lebih ringan daripada kemarahan mengamuk dari Achilles yang legendaris. Jika seseorang mengekspresikan thumosnya, sambil secara bersamaan mempertahankan alasan dan rasionalitas, maka individu tersebut akan menjadi wali atau tentara yang cocok yang ditugaskan untuk melindungi negara-kota. Jiwa seperti itu, menurut Platon, akan mencapai puncak baru dari pertumbuhan manusia dan kebahagiaan tanpa syarat.

Metafora pada kuda putih  duduk malas dan lamban. Individu yang tidak memiliki rasa thumos, tidak ada keinginan untuk membela apa yang adil, akan sering puas dengan biasa-biasa saja, menjalani kehidupan yang didikte oleh jiwa-jiwa lain. Seseorang dengan thumosnya sudah dikebiri dan tidak efektif, sering mengasihani diri sendiri, atau membenci diri sendiri sehingga tidak akan pernah sepenuhnya menyadari potensi roh manusia; dan karenanya hidup setengah umur, hanyut dalam ketidakjelasan.

Bahaya lainnya adalah menemukan  thumos manusia menjadi terlalu kuat. Ketika dibiarkan berlari bebas, kuda putih itu akan menghancurkan hidup manusia. Kekerasan yang berlebihan, kemarahan, dan amarah yang tak henti-hentinya biasa terjadi pada orang-orang yang tidak mampu mengendalikan thumos dengan fakultas akal budi. Dan seperti halnya Achilles,   menemukan diri mereka sendiri tersiksa dan  menjadi tak berdaya, mungkin dengan unsur  kekerasan.

Namun, ketika manusia thumos terlibat dengan benar, diizinkan untuk berlari tetapi masih dikontrol dengan alasan [fakultas akal budi], jiwa manusia dikatakan unggul di ketinggian baru dan mencapai prestasi luar biasa. Tidak ada pria atau wanita yang pernah mencapai sesuatu yang hebat, tanpa bantuan roh [gesit] atau mental  yang berdedikasi.

Diandaikan  setiap gedung pencakar langit dibangun, dengan setiap perang salib besar untuk perdamaian dan reformasi sipil, makam  Somenggalan Jogjakarta  The Birth of Tragedy demi kemerdekaan Indonesia, maka seluruh sembah roso pada keberanian manusia yang gigih   menentang semua hambatan yang menghalangi jalan keadilan umat manusia secara universal.

Daftar Pustaka: Laporan Hasil Penelitian Mandiri,. Prof Apollo [2019]., Studi Etnografi Praktik Filsafat Platon [Thumos] Pada Makam Somenggalan Jogjakarta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun